Rabu, 30 Desember 2009

Masjid-Masjid Yang Dulunya Gereja

From : www.hidayatullah.com

Masjid Didsbury

Masjid ini terletak di Burton Road, Didsbury Barat, Manchester. Gedung yang digunakan sebelumnya merupakan bekas gereja komunitas Metodis, yang bernama Albert Park. Gedung ini tergolong bangunan kuno, karena telah beroprasi sejak tahun 1883. Akan tetapi, pada tahun 1962 gereja ditutup, dan beralih menjadi masjid dan islamic center. Masjid ini, kini mampu menampung 100 jama’ah, dan yang bertanggung jawab sebagai imam dan khatib hingga kini adalah Syeikh Salim As Syaikhi.



Masjid Sentral Wembley

Masjid ini terletak di jantung kota Wembley, dekat dengan Wembley Park Station. Daerah ini memiliki komunitas Muslim besar dan banyak toko Muslim yang berada di sekitarnya. Gedung masjid ini sebelumnya juga merupakan bekas gereja. Walau sudah terpasang kubah di puncak menaranya, tapi kekhasan bangunan gereja masih nampak jelas. Dengan demikian, siapa saja yang melihatnya, akan mengetahui bahwa bangunan itu dulunya adalah gereja.
Selian masjid-masjid di atas, sebuah gereja bersejarah di Southend juga sudah dibeli oleh Masjid Jami’ Essex dengan harga 850 ribu pound sterling. Gereja dijual, karena jama’ah berkurang, sehingga kegiatan peribadatan dipusatkan di Bournemouth Park Road. Konseskwensinya, gereja ini sudah tidak beroprasi sejak tahun 2006 lalu. Rancananya gereja akan dijadikan apartemen, tapi gagasan itu ditolak oleh Dewan Southend. Akhirnya, gereja kosong itu dibeli oleh komunitas Muslim yang tinggal di kota itu, yang juga sedang membutuhkan tempat untuk melaksanakan ibadah.
Saat itu jumlah komunitas ini mencapai 250 orang, “gereja bekas” itu merupakan tempat yang sesuai, karena mampu menampung 300 jama’ah. Tidak banyak dilakukan perubahan pada bentuk bangunan yang telah berumur 100 tahun lebih itu, hanya perlu menambah tempat untuk berwudhu dan sebuah menara. (selesai)

Read More...

Masjid-Masjid Yang Dulunya Gereja

From : www.hidayatullah.com

Masjid Brent

Terletak di Chichele Road, London NW2, dengan kapasitas 450 orang, dan dipimpin oleh Syeikh Muhammad Sadeez. Awalnya, bangunan itu merupakan gereja. Hingga kini ciri bentuknya tidak banyak berubah. Hanya ditambah kubah kecil berwarna hijau di beberapa bagian bangunan dan puncak menara.



Masjid New Peckham

Didirikan oleh Syeikh Nadzim Al Kibrisi. Terletak di dekat Burgess Park, tepatnya di London Selatan SE5. Kini masjid ini berada di bawah pengawasan Imam Muharrim Atlig dan Imam Hasan Bashri. Sebelumnya, gedung masjid ini merupakan bekas gereja St Marks Cathedral.bersambung

Read More...

Senin, 28 Desember 2009

Masjid-Masjid Yang Dulunya Gereja


From : www.hidayatullah.com 26/12/09

Di Peace Street 20 Bolton, berdiri sebuah gedung besar berkubah yang amat berwibawa, yang lengkap dengan menara. Tempat itu ramai dikunjungi warga Bolton, terutama yang memeluk Islam, bahkan tiap pekannya, ribuan umat Islam hadir di tempat ini, guna melaksanakan shalat Jumat. Gedung itu tidak lain adalah Masjid Zakariyya.


Sejarah berdirinya masjid itu, bukanlah kisah yang singkat. Kala itu antara tahun 1965 hingga 1967 umat Islam Bolton dan Balckburn belum memiliki tempat permanen untuk melaksanakan shalat. Untuk melakukan shalat Jumat saja, mereka melaksanakannya di The Aspinal, sebuah diskotik dan tempat dansa yang digunakan di malam hari, sedang siangnya di hari Jumat tempat itu dibersihkan para relawan guna dijadikan sebagai tempat melaksanakan shalat Jumat.
Karena jumlah jama’ah semakin bertambah, maka diperlukan tempat besar yang permanen. Dan dimulailah pencarian bangunan yang bisa digunakan sebagai masjid sekaligus islamic center. Pada tahun 1967, ada penawaran pembelian gedung bekas gereja komunitas Metodis, yang terpaksa dijual karena terbakar. Dengan dana sebesar 2750 pound sterling dari komunitas Muslim lokal, akhirnya bangunan itu menjadi milik umat Islam. Bangunan itulah yang kini disebut Masjid Zakariyya itu.
Tidak hanya Masjid Zakariyya, beberapa masjid Inggris pun memiliki kisah yang hampir sama dengan kisah masjid kebanggan Muslim Bolton itu, yakni sama-sama berasal dari gereja yang dijual, baik karena kehilangan pengikut, atau karena sebab lainnya. Berikut ini masjid-masjid yang dulunya merupakan gereja:

Masjid Jami’ London
Tempat ibadah ini juga dikenal dengan sebutan masjid Brick Lane, karena posisinya di Brick Lane 52. Bangunan berdinding bata merah itu, merupakan masjid terbesar di London, yang mampu menampung 4000 jama’ah. Walau demikian luas, masjid ini belum bisa menampung seluruh anggota jama’ah shalat Jumat, hingga sering kali jama’ah meluber ke jalan raya. Mayoritas anggota jama’ah merupakan keturunan Banglades, hingga wilayah tersebut disebut Banglatow.

Masjid ini memiliki sejarah yang sangat unik dan panjang. Awalnya, bangunan yang didirikan sejak tahun 1743 ini adalah gereja Protestan. Dibangun oleh komunitas Huguenot, atau para pemeluk Protestan yang lari dari Prancis untuk menghindari kekejaman penganut Katolik. Akan tetapi, karena jama’ahnya menurun, maka gereja ini dijual.
Di tahun 1809, bangunan ini digunakan masyarakat London untuk mempromosikan Kristen kepada para pemeluk Yahudi, dengan cara mengajarkan Kristen dengan akar ajaran Yahudi. Tapi, program ini juga gagal. Dan bangunan diambil oleh komunitas Metodis pada tahun 1819.

Komunitas Metodis cukup lama “memegang” gereja ini. Walau demikian, pada tahun 1897, tempat ini diambil oleh komunitas Ortodok Independen dan berbagi dengan Federasi Sinagog yang menempati lantai dua.
Tapi tahun 1960-an komunitas Yahudi menyusut, karena mereka pindah ke wilayah utara London, seperti Golders Green dan Hendon, sehingga bangunan ditutup sementara, dan hal itu berlanjut hingga tahun 1976. Setelah itu gedung itu dibuka kembali, dengan nama barunya, Masjid Jami’ London. bersambung

Read More...

Kamis, 24 Desember 2009

Hati-Hati Gigit Jarum Pentul Saat Pasang Kerudung


From : www.okezone.com 24/12/09

PAMEKASAN - Siti Romlah, siswi kelas 10 SMKN 3 Pamekasan ini harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, setelah secara tidak sengaja menelan jarum pentul.
Romlah pun tidak bisa berbicara karena tenggorokannya sakit akibat tusukan jarum pentul. Saat memberikan keterangan soal kondisinya, ia hanya bisa menulis di kertas atau menggunakan bahasa isyarat.


Peristiwa ini berawal saat Romlah hendak memperbaiki kerudung yang dikenakannya. Ia pun melepas jarum pentul di kerudungnya dan mengigit jarum pentul itu dengan bibit. Tiba-tiba jarum pentul itu tertelan dan tersangkut di tenggorokan. Kini pihak rumah sakit tengah berupaya mengambil jarum pentul yang tersangkut itu.
"Sebelum melakukan tindakan itu, kita itu pertama harus melakukan foto rontgen dulu untuk melihat di mana keberadaan jarum tersebut," kata Iri, salah satu dokter RSUD Pamekasan.
Penggunaan jarum pentul agar tampilan kerudung tampak rapi tak ada salahnya, kecerobohanlah yang bisa menyebabkan kasus jarum pentul tertelan ini terjadi karenanya berhati-hatilah.

Read More...

MUI Desak KY Periksa Hakim Perkara Ganti Kelamin



From : www.okezone.com 24/12/09

JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendesak Komisi Yudisial (KY) memeriksa hakim Pengadilan Negeri Batang, Jawa Tengah, yang telah mengabulkan permohonan Agus Widiyanto (30), mengubah jenis kelaminnya dari laki-laki menjadi wanita bernama Nadia Ilmira Arkadea.


MUI juga meminta aparat penegak hukum mendalami kasus ini, termasuk memintai keterangan pelaku operasi kelamin. “Para hakim yang memutuskan perlu ditelusuri lebih lanjut. Karenanya kami minta KY memeriksa para hakim tersebut,” kata Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni’am Sholeh di Jakarta.
Lebih jauh MUI juga meminta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Departemen Kesehatan (Depkes) agar menindak pihak tenaga medis dari rumah sakit dr Soetomo, Surabaya, yang melakukan operasi ganti kelamin.
Menurut Ni’am, tindakan melakukan operasi ganti kelamin yang dilakukan tenaga medis (dokter) jelas bertentangan dengan Kode Etik Kedokteran dan hukum agama. Dia yakin kode etik kedokteran yang ada saat ini tidak bertentangan dengan hukum agama, mengingat Kode Etik Kedokteran ini tunduk pada nilai-nilai moral dan hukum yang berlaku. “Harusnya dokter tahu soal kode etik ini,” katanya.
Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI KH Ali Musthofa Ya’kup menegaskan, mengganti jenis kelamin haram hukumnya. Dalam agama Islam, jenis kelamin hanya ada dua: laki-laki dan perempuan.
“Seseorang dikatakan laki-laki atau perempuan ditentukan hanya berdasarkan jenis kelamin, bukan dilihat dari fisiknya maupun psikologi, bukan pula dari penampilan dan sebagainya,” katanya. Ganti kelamin diperbolehkan dalam Islam sepanjang untuk melakukan penyempurnaan. Misalnya ada orang yang berkelamin ganda, tapi dari dua alat kelamin tersebut yang berfungsi alat kelamin laki-laki, maka dia tetap sebagai laki-laki. “Nah, kalau orang yang seperti ini ingin menyempurnakan sifat ‘kelakilakiannya’, maka boleh dalam agama Islam. Begitu juga sebaliknya,” katanya.
Jika ada orang yang terlahir laki-laki dengan memiliki alat kelamin laki-laki kemudian ingin diganti menjadi alat kelamin perempuan, itu hukumnya haram. “Khusus kasus Agus Widiyanto (Nadia), kalau memang dia terlahir sebagai laki-laki dan alat kelamin yang berfungsi kelamin laki-laki, maka hukumnya haram bagi Nadia untuk melakukan operasi,” katanya.
Ali kemudian mengungkapkan bahwa kasus seperti ini bukan lagi kasus yang baru, mengingat pernah terjadi pada 1970-an. “Tahun 1970-an pernah ada di Jakarta. Saat ini hakim mengabulkan pergantian status kelamin dari laki-laki menjadi perempuan. Awalnya namanya Vivian Rubianto kemudian diubah menjadi Vivian Rubianti. Jadi ini bukan hal baru,” katanya.
Anggota Komisi Yudisial (KY), Zainal Arifin, saat dikonfirmasi mengenai putusan PN Batang, mempertanyakan alasan hakim mengabulkan permohonan.
Menurutnya, sudah seharusnya hakim mencantumkan pasal-pasal apa saja dan menjelaskan dasar hukum yang mengatur perkara pergantian jenis kelamin. “Kalau sekiranya pasal yang dicantumkan tidak tepat, itu namanya hakim tidak benar dan harus ditindak,” kata Zainal.
Zainal mengaku KY hingga kini belum mengetahui secara pasti kasus pergantian jenis kelamin tersebut. Walau begitu dia tetap berjanji akan segera mempelajari, untuk selanjutnya melakukan tindakan terhadap hakim yang bersangkutan. “Yang pasti kami akan pelajari dulu. Apalagi MUI sudah mengeluarkan sikap begini,” katanya.
Di pihak lain, Humas PN Batang menegaskan bahwa PN Batang berani mengabulkan permohonan Nadia berdasarkan landasan hukum. Meski tidak dikenal di KUHP, PN mengabulkan permohonan ganti kelamin berdasarkan UU Hak Asasi Manusia. Undang-undang ini bisa digunakan karena sudah disepakati masyarakat internasional. Prof Djohansjah Marzoeki, yang dikonfirmasi soal sikap MUI, menandaskan bahwa dia melakukan operasi ganti kelamin semata-mata untuk meringankan derita manusia. “Ada yang menderita karena mengalami transeksual. Jadi ada manusia yang merasa badan tidak sesuai dengan perasaannya atau sebaliknya merasa perasaannya tidak sesuai badannya,” kata ahli bedah plastik dari RSU dr Soetomo ini kemarin.
Djohansjah yang mengoperasi Nadia 2005 silam mengaku baru akan mau melakukan operasi pergantian kelamin jika pasien mengalami kondisi tersebut. Jika tidak mengalami hal itu dia akan tegas menolak. Djohansjah juga mendasari tindakannya dengan indikasi dan kontraindikasi. ”Selama diperbolehkan dan tidak dilarang, dokter boleh melakukan suatu operasi,” ujarnya.
Saat ditanya apakah hal itu tidak melawan takdir? Dengan nada tinggi Djohansjah menjawab bahwa tindakan yang dia lakukan adalah meringankan penderitaan orang lain.
”Setelah operasi dia semakin menderita atau senang. Itu moral tinggi bukan?” katanya balik bertanya. Menolong penderita transeksual bagi Djohansjah merupakan perbuatan dengan etika moral tinggi. Terkait fatwa MUI, Prof Djohansjah menyatakan tidak ada masalah. “MUI tahun berapa itu? Dulu tidak apa-apa,” jawabnya. Selain itu, kedokteran tidak ikut campur dalam urusan MUI karena tidak ada kaitannya. “MUI itu untuk umatnya. Kalau kedokteran itu berpijak pada Etika Kedokteran, Undang-Undang Kedokteran, dan sebagainya.Tidak ikut-ikut MUI,” balas Prof Johansyah.
Nadia Gelar Tasyakuran
Sehari setelah disahkan PN Batang sebagai perempuan, Nadia Ilmira Arkadea (30), langsung menggelar tasyakur kemarin. Bertempat di kediaman Handoko Wibowo, seorang pengacara, di Cepoko Tumbrep, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Nadia menyajikan kue tar dan beberapa aneka makan ringan untuk tetangga dan koleganya.
Sepanjang acara Nadia yang mengenakan baju merah muda itu terlihat semringah. Apalagi banyak tetangga, termasuk di antaranya anak-anak, turun meramaikan tasyakuran. Dengan status baru ini Nadia merasa lebih diterima masyarakat. Saat masih menjadi waria dia merasa dipandang masyarakat sebelah mata.

Read More...

Rabu, 23 Desember 2009

Arus Dunia Itu Begitu Kuat


Tak satu pun orang yang mau merugi. Tak mungkin ada orang yang senang memperoleh kesengsaraan dan penderitaan. Apalagi bila kerugian, kesengsaraan dan penderitaan itu sifatnya abadi dan selama-lamanya. Tak ada juga orang yang menolak kesempatan hidup senang dan penuh kenikmatan. Apalagi bila keuntungan, kesenangan dan kenikmatan itu bersifat abadi.


Ya. Inilah yang diuraikan oleh imam Ibnul Qayyim rahimahullah, “Bagaimana orang yang berakal mau menjual syurga dan segala isinya dengan nafsu syahwat yang kenikmatannya hanya sebentar?”
Alangkah indahnya komentar seorang zahid Yahya bin Muadz tentang hal ini saat ia mengatakan, “Pembangkangan terhadap Allah itu tidak mulia dan mengutamakan dunia atas akhirat itu adalah tidak bijaksana. Maksudnya adalah karena orang yang hina dan bodoh saja yang selalu melihat pada masalah syahwat saja, tapi tidak pada akibat yang ditimbulkannya.
Jangan terjebak jatuh mengikuti daya tarik duniawi yang memang sudah sangat menggiurkan itu. Ingatlah, bahwa yang akan lenyap itu disegerakan pemberianya oleh Allah SWT. Dunia itu tidak abadi, dan orang yang memilihnya dengan mengabaikan keakhiratan, bias saja diberikan oleh Allah sebagian kenikmatannya. Tapi hal itu akan berakibat mengharamkan kelezatan akhirat yang abadi.
Syaikhul Muhammad Al-Maraghi rahimahullah mengomentari firman Allah SWT. “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan sekarang (duniawi) maka Kami segerakan aginya kehidupan di dunia itu apa yang Kami kehendaki, bagi orang yang Kami kehendaki, dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam, ia akan memasukinya dalam keadaan tecela dan terusir.” (QS. Al-Isra: 18)
Menurutnya yang dimaksud ayat tersebut adalah orang yang menginginkan dunia yang segera. “Untuk dunia ia bekerja dan berusaha, untuk dunia ia berharap, tidak yakin dengan hari akhir, ia tidak mengharap pahala, tidak takut pada hukuman Allah atas apa yang ia kerjakan. Allah SWT. Akan berikan bagiannya di dunia sebagaimana Allah kehendaki dari keluasan rizki, dan keluasan penghidupan. Kemudian Allah tempatkan ketika ia sampai diakhirat jahanam dalam kondisi tercela karena ia sedikit bersyukur dan karena keburukan amalnya.” (Tafsir Al-Maraghi, 5/27)
Abu Hazim juga yang mengatakan, “Kenikmatan Allah dalam bentuk menghindarkanku dari dunia lebih utama daripemberian-Nya dalam urusan dunia. Karena aku melihat Allah SWT. Memberikan dunia kepada suatu kaum, tapi kemudian kaum itu hancur.” (Siyar A’lam Nubala, 6/985)
Mari kuatkan pegangan tangan kita pada tali iman. Karena tarikan dunia sungguh-sungguh menawan dan mampu menarik kita untuk mengikuti arusnya yang semakin deras Betapa banyak waktu yang telah kita gunakan untuk kepentingan duniawi, ketimbang kepentingan akhirat. Mengena sekali ungkapan seorang tabiin yang bernama Aun bin Abdillah, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kami mereka menjadikan dunia sebagai sisa dari kepentingan akhirat mereka, sementara kalian menjadikan akhirat sebagai sisa dari kesibukan dunia kalian.” (Shifatu Shafwan, 3/101)
Kenali dan sadarilah bahayanya arus dan tarikan dunia. Insafilah bahwa dunia itu memang penuh badai fitnah yang bias menghancurkan hidup seseorang. Jika kita terus menerus lalai dari akhirat dan membeli dunia dari mengorbankan akhirat, maka kita sungguh berada dalam bencana dan ancaman bahaya yang sangat besar. Menyeret kepada kemaksiatan yang mngkin menjadi penutup usia yang Allah berikan selama ini. “Ya Allah lindungi kami dari akhir hidup yang buruk…”
Zainal Abidin Ali bin Al-Husain pernah ditanya, “Siapakah orang yang paling terancam bahaya?” Ia mengatakan, “Yang melihat dunia sebagai bahaya untuk dirinya.” (Uyun Akhbar, 2/230)
Lari dari dunia tidak berarti meninggalkan dunia secara keseluruhan dan kemudian membiarkannya dikuasai orang-orang penghamba nafsu untuk digunakan semau mereka. Sementara kita memilih miskin dari kaya. Lari dunia berarti tidak menjadikan dunia cita-cita akhir dalam idup. Tidak menempatkan dunia diatas kepentingan akhirat. Tidak menyediakan aktivitas untuk dunia dengan mengabaikan aktivitas untuk akhirat. Dunia yang tidak menyibukkan kita dari ibadah kepada Allah SWT. Yang menciptakan kita untuk beribadah. Setidaknya ada dua hal yang penting kita garis bawahi dari firman Allah SWT. Surat Al-Isra ayat 18, tentang pilihan orang yang jatuh pada dunia. Meski dalam ayat itu Allah menyebutkan akan memberi dunia kepada orang yang menghendaki kesegeraannya di dunia, tapi pemberian itu terikat dengan dua syarat:
Pertama, Allah sebutkan pemberian itu adalah sebatas “maa nasyaa” yang artinya sebatas yang Allah kehendaki untuk disegerakan. Bukan sebagaimana kehendak orang yang menginginkannya. Karena itu kita juga banyak melihat orang yang menghendaki kesegeraan kenikmatan harta didunia pun tidak memperoleh apa yang ia inginkan sepenuhnya.
Kedua, firman Allah itu juga diiringi dengan ungkapan “liman nuriidu” yakni kepada siapa yang kami kehendaki. Artinya, tidak semua orang juga yang memperoleh itu kecuali yang Allah kehendaki (Tafsir Al-Maraghi, 5/27)
Maka, jelas-jelas merugilah orang yang menghibahkan hidupnya hanya untuk dunia. Karena belum tentu ia memperoleh kenikmatan yang di ingini, tapi ia dijamin dengan kesengsaraan yang tiada terkira.

Read More...

Selasa, 22 Desember 2009

Pendeta Dorong Umatnya Mengutil


From:www.okezone.com 22/12/09

YORK - Anjuran seorang pendeta di York, Inggris sedikit nyeleneh dari biasanya. Tim Jones, pendeta Gereja Saint Lawrence menganjurkan warga miskin untuk mengutil di toko.
Tentunya anjuran pendeta ini menimbulkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat. Namun pendeta berusia 42 tahun tersebut menilai pencurian oleh warga miskin diperbolehkan sebagai kompensasi atas perilaku masyarakat yang seringkali mengabaikan orang yang sedang mengalami kesusahan di sekitar mereka. Demikian diberitakan The Sun, Selasa (22/12/2009).


Dalam kotbah di depan jemaah gereja tersebut, Pendeta Jones juga beranggapan jika kehidupan menjadi amat sulit bagi warganya yang baru keluar dari penjara. "Saya anjurkan untuk mengutil di toko. Tetapi lakukan hal tersebut di toko besar dan jangan ambil melebihi dari yang dibutuhkan." ucap sang pendeta kepada jemaahnya.
Pendeta tersebut meyakini jika mengutil jauh lebih baik daripada melakukan kejahatan yang lebih besar, seperti prostitusi atau perampokan disertai kekerasan.
Alhasil para pemilik toko langsung bereaksi keras atas anjuran pendeta tersebut. Seorang pemilik toko Babs Fitzpatrick, mengaku tak habis pikir mengapa seorang pendeta bisa menganjurkan sebuah solusi menyesatkan kepada umatnya.
Nampaknya anjuran pendeta dua anak ini langsung dipatuhi oleh umatnya. "Beberapa hari lalu seorang pria masuk ke toko, kemudian dia mengambil sebotol vodka dan langsung keluar dengan santainya," komentar Jasmine Swan seorang asisten pemilik toko.
Bukan hanya pemilik toko, pemuka gereja Anglican York, Richard Seed juga melontarkan keberatannya atas anjuran Pendeta Jones. Menurutnya gereja Inggris tidak menganjurkan umatnya untuk melanggar hukum apapun. Seed juga menyebutkan jika mengutil bukan satu cara untuk mengatasi kesulitan hidup.

Read More...

Bocah 4 Tahun Minur Bir, Kemudian Merampok


From : www.okezone.com/18/12/09

OHIO - Bocah laki-laki berusia empat tahun, dituduh mencuri hadiah natal di rumah tetangganya. Parahnya lagi bocah itu ditangkap sambil menggenggam sebotol bir ditangannya.


Kisah Hayden Wrigth (4) nampaknya menjadi contoh miris seorang bocah kecil yang seharusnya masih berkutat dengan dunia mainan, sementara dirinya sudah berurusan dengan hukum. Dirinya ditemukan dalam keadaan mabuk, setelah menenggak satu botol bir dengan mengenakan pakaian gadis kecil.
Hayden ditemukan di pinggir jalan kota kecil Hamilton, Ohio, Amerika Serikat pada pukul 1:45 pagi waktu setempat, saat itu ibunya April Wright, sadar jika anaknya sudah tidak ada ditempat tidur.
April yang sedang mengurus perceraiannya dengan sang suami, mengaku telah memasang semua alat pengamanan dipintu rumahnya. Namun Hayden berhasil keluar dari rumah, bahkan membawa sebotol bir milik kakeknya. Ibu muda yang berusia 21 tahun itu, mengira jika anaknya mencoba mencari ayahnya keluar rumah.
"Ia sengaja mencari masalah hingga bisa dipenjara, karena ayahnya kini sedang dalam masa penahanan di penjara." ucap April Wright seperti dikutip AFP, Jumat (18/12/2009).
Sepanjang jalan Hayden sempat menekan bel rumah tetangganya yang melihatnya menggenggam sebotol bir.
Namun tingkah bocah tersebut tidak berhenti sampai disitu, ia kemudian masuk kerumah salah satu tetangganya yang kebetulan tidak dikunci. Hayden mencuri lima hadiah natal yang diletakan di bawah pohon natal tetangganya.
Saat ia ditangkap oleh polisi, bocah tersebut diketahui mengenakan sebuah pakaian gadis kecil dari salah satu hadiah yang ia curi tersebut.
Setelah polisi berhasil mengamankannya, bocah produk keluarga berantakan tersebut terpaksa dilarikan ke rumah sakit akibat konsumsi alkohol yang berlebihan untuk anak berusia empat tahun. Kini anak tersebut telah kembali ke pangkuan ibunya, setelah sebelumnya berada dalam program pengawas anak-anak.

Read More...

Hari Ibu?

Apa komentar Anda tentang gambar ini?


Read More...

Dhawuh Panampi Lamaran (khitbah)


Assalamualaikum wr.wb. dst. amma ba'du.
Nuwun, kulanuwun. Dhumateng panjenenganipun Bapa A ingkang piniji hangembani wuwus, mangka duta saraya sulih sarira saking panjenenganipun Bapa X sekalihan ingkang pantes katuran sagunging pakurmatan.


Kanthi linambaran trapsila ing budi miwah ngaturaken sewu agunging aksama, inggih awit saking mradapa keparengipun Bapa Y sekalihan garwa, kawula piniji minangka talanging basa, kinen hanampi menggah wosing gati lekasing sedya ingkang luhur saking panjenenganipun Bapa X sekalihan lumantar panjenenganipun Bapa A.
Minangka purwakaning atur, ngaturaken sugeng rawuh saha ngaturaken gunging panuwun ingkang tanpa pepindhan dene lampah panjenengan sampun kasembadaning karya, kanthi wilujeng nirbaya nirwikara boten wonten pringga bayaning marga.
Sanget katampi kanthi bingahing manah, atur salam taklim saking panjenenganipun badhe kadang besan lumantar panjenengan kawula tampi, salajengipun dhumawaha sami-sami.
Wondene atur pasrah paringipun sarana jejangkeping salaki rabi, kawula tampi kanthi suka bingahing manah. Ing salajengipun, mangke badhe kawula aturaken wonten ngarsanipun Bapa Y sekalihan garwa. Mboten kekilapan panjenenganipun Bapa Y sekalihan garwa namung ngaturaken agenging panuwun menggah sadaya peparinganipun badhe kadang besan sutresna, pratandha yekti kasoking katresnan dhumateng Bapa X sekalihan, mugi dadosa sarana raketing kekadangan, sami-sami netepi darmaning sepuh anggennya ngentas pitulus putra pinaringan raharja mulya.
Namung semanten panampi saking Bapa Y sekalihan garwa lumantar kawula, ngaturi uninga bilih menawi sampun dumugi wahyaning mangsa kala tumapaking ijab utawi panggih, kasuwun panjenenganipun Bapa X sekalihan wontena suka lilaning penggalih hanjenengi paring pudyastuti murih rahayuning sedya.
Minangka pungkasaning atur, hambok bilih wonten kuciwaning bojakrami anggen Bapa Y sekalihan garwa hanampi menggah ing rawuhipun panjenengan sami, mugi lumeberna sih samudra pangaksami. Semanten ugi, kawula minangka talanging basa, hambok bilih wonten gunyak-gunyuking wicara miwah kiranging subasita ingkang singular ing reh tata krama, kupat janure klapa menawi lepat nyuwun pangaksama. Nuwun.

Read More...

Senin, 21 Desember 2009

Dhawuh Pangandika Lamaran (khitbah)


Assalamualaikum wr.wb dst, amma bakdu.
Nuwun, kulanuwun. Panjenenganipun para pepundhen, para sesepuh, para pinisepuh ingkang hanggung mastuti dhumateng pepoyaning kautamen, ingkang pantes pinundhi-pundhi saha kinabekten. Para tamu kakung sumawana putri ingkang dahat kalingga murdaning akrami.
Kanthi pepayung budi rahayu saha hangunjukaken raos suka syukur dhumateng Gusti Allah, mugi rahayuha sagung dumadi tansah kajiwa lan kasalira dhumateng panjenengan sadaya hangluberna dhumateng kawula.


Amit pasang aliman tabik, mugi tinebihna ing iladuni myang tulak sarik, dene kawula cumanthaka sowan mangarsa hanggempil kamardikan panjenengan ingkang katemben wawan pangandikan. Inggih awratipun hamestuti jejibahan luhur, kawula minangka duta saraya sulih sarira saking panjenenganipun Bapa X sekalihan.
Panjenenganipun Bapa Y sekalihan garwa ingkang pantes katuran sagunging pakurmatan, kawula minangka duta saraya sulih sarira saking panjenenganipun Bapa X sekalihan, ingkang sepisan: ngaturaken salam taklim mugi katur wonten ngarsa panjenengan, sumarambah para kulawarga samudayanipun.
Jangkep kaping kalih, ing nguni sampun wonten pirembagan ing antawisipun Bapa X sekalihan ingkang hanggadahi putra kakung kekasih pun Bagus Harits….(hehehehe) kaliyan Bapa Y sekalihan garwa ingkang hanggadahi putra sesilih Rr ….(sembarang wis hehehehe ... ). Gumolonging pirembagan nedya hangraketaken balung pisah daging arenggang, bebasan ngebun-ebun enjang anjejawah sonten, ndhodhok lawang sumedya nginang jambe suruhe, kanthi atur mekaten karana sampun jumbuh anggenipun pepetangan saha sampun manunggal cipta, rasa miwah karsa, ingkang punika saking agenging manah panjenenganipun Bapa X sekalihan anggenipun katampi panglamaranipun pramila ing kalenggahan punika ngaturaken sarana miwah upakarti minangka jangkeping tatacara salaki rabi. Wondene ingkang badhe kaaturaken wonten ngarsanipun Bapa Y sekalihan garwa inggih punika:
Sanggan saha majemuk ingkang sampun wonten wujudipun, kanthi pangajabing sedya dadosa sarana sahipun sesanggeman miwah raketing kekadangan, saenggo mboten saged pisah salami-laminipun.
Kasoking katresnan Bapa X sekalihan dhumateng Bapa Y sekalihan garwa, ing mriki badhe ngaturaken malih ageman ingkang awujud rasukan sapengadhek, ing pangajab minangka agemanipun calon penganten putri.
Mboten kekilapan Bapa X sekalihan ngaturaken redana wujudipun arta, kenginga damel ngentheng-enthengi anggenipun Bapa Y sekalihan garwa netepi darmaning sepuh hamiwaha putra mahargya siwi.
Kejawi punika panyuwunipun Bapa X sekalihan, ing benjang menawi sampun dumugi titi wanci tumapaking gati, mugi calon penganten kaijabna saha kapanggihna anut satataning adat widhiwidana ingkang sampun lumampah wonten ing mriki.
Minangka pungkasaning atur, hambok bilih Bapa X sekalihan anggenipun ngaturaken sarana dalah upakarti wonten kekiranganipun, mawantu-wantu nyuwun agenging samodra pangaksami. Semanten ugi kawula minangka sulih sarira saking panjenenganipun Bapa X sekalihan, menawi wonten gunyak-gunyuking wicara cawuh kliruning basa kisruhing paramasastra miwah kiranging subasita ingkang singlar ing reh tata krama, kawula nyuwun sihing samodra pangaksama. Nuwun.

Read More...

Pranata Adicara Pawiwahan Temanten


Miyosipun temanten putri
Wahyaning mangsangkala apan wus dungkap titi laksitaning adicara. Rehning kados2 putra temanten putri anggenipun hanglulur salira hangelus wadana miwah hangadi busana sampun paripurna. Sumangga kita tumapak ing adicara minangka purwakaning pahargyan, nun inggih sowanipun putra temanten putri mijil saking tepas wangi manjing ing madyaning sasana rinengga. Wondene ingkang hanganti sowanipun sri atmaja temanten putri nun inggih panjenenganipun Ibu …A… saha Ibu …B.. . Hambok bilih sampun samekta ing gati murih rahayuning sedya kawula sumanggaken dhumateng para2 ingkang piniji. Miyosipun putra temanten putri binarung ungeling Ketawang Sekarteja laras slendro pathet manyura. Sumangga, nuwun.



Badhe methuk
Panjenenganipun para tamu kakung sumawana putri ingkang satuhu luhuring budi. Kawistingal sri atmaja temanten putri sampun lenggah anggana raras, tegesipun lenggah piyambakan saperlu nyenyadhang tumuruning Wahyu Jodho. Tanggaping sasmita risang duta pamethuk nun inggih panjenenganipun Bapa ……A…. saha Bapa ……B… mangka angayahi jejibahan luhur, kepareng badhe medal pasilan tumuju dhumateng peleremanipun putra temanten kakung. Humiyating risang duta pamethuk kabiwadha ungeling Ladrang Kapang2 laras pelog pathet nem. Sumangga, nuwun.

Jengkaring putra temanten kakung
Sanggya para tamu kakung sumawana putri, mangkana lampahing risang duta pamethuk putra temanten kakung sampun dumugi sasana ingkang tinuju, nulya hanjengkaraken putra temanten kakung. Jengkaring putra temanten kakung ginarubyuk para kadang wandawa, binarung ungeling Ladrang Wilujeng laras pelog pathet barang. Sumangga, nuwun.

Badhe pasrah
Wus samekta ing gati, nun inggih sri atmaja temanten kakung sampun jumeneng sangajenging wiwara pawiwahan, kepareng badhe hanetepi upacara pasrah. Cucuking cundaka ingkang dipun sarirani panjenenganipun Bapa C miwah pengapiting putra temanten kakung panjenenganipun Bapa …B….. saha Bapa ……A…. kados sampun samekta, kepareng badhe masrahaken risang pinanganten kakung dhumateng ngarsanipun Bapa Y ingkang kalenggahan mangke badhe dipun sarirani panjenenganipun Bapa D. Wondene ingkang kepareng hanjajari panjenenganipun Bapa ……E…. saha Bapa …F…. Ing salajengipun, dhumateng panjenenganipun para2 ingkang piniji, sasana saha swasana kawula sumanggakaken. Sumangga, nuwun.

Badhe nampi
Satuhu tatas titis wijang gamblang cetha trewaca tumata datan tumpang suh, atur pangandikanipun risang cundaka hamasrahaken pinanganten kakung. Salajengipun, Bapa D talanging basa Bapa Y kepareng badhe hanampi sang pindha narendra. Ing wasana, sasana saha swasana kawula sumanggakaken. Sumangga, nuwun.

Badhe panggih
Wus paripurna pasrah-panampining putra temanten kakung kanthi wilujeng nirbaya nirwikara. Para tamu kakung sumawana putri, wus dumugi wahyaning mangsakala laksitaning upacara panggih anut satataning adat widhiwidana ingkang sampun sinengker. Wondene para paraga ingkang piniji nun inggih: Ingkang mratitisaken panggih putra temanten panjenenganipun Ibu …C…… Ingkang hanganti temanten kakung Bapa …E….. dalasan Bapa …F…. Ingkang nyamektakaken uba rampening panggih Ibu …A…. saha Ibu …B… Dhumateng sanggya para tamu, keparenga jumeneng sawetawis saperlu paring puji pangestu dhumateng panggihing temanten. Awit saking panjurung pangestu panjenengan sami, mugi upacara panggih punika kalis ing rubeda nir ing sambekala. Rahayuning sedya kasumanggakaken dhumateng panjenenganipun para2 ingkang piniji. Panggihing temanten kabiwadha ungeling gangsa Kodok Ngorek kalajengaken Ketawang Larasmaya laras pelog pathet barang. Sumangga, nuwun.

Badhe krobongan
Tinon wus paripurna upacara panggih, satuhu trep pindha curiga panggih kaliyan warangka. Bebasan getih rong tetes, daging rong tempel, balung rong ceklek, samangka wus manunggal dadya sajuga. Sang jejaka miwah sang kenya mangkya wus manunggal ing karep, nunggal sedya, nunggal tekad, nunggal ati, nunggal raga, nunggal jiwa. Paraning sedya ninggal alam jejaka miwah kenya, saperlu sesarengan lelayaran ing samodraning gesang, angayahi darmaning kodrat. Jejering gesang kedah jejodhohan minangka sarana nangkaraken wiji kinarya lestarining tumuwuh.
Para tamu kakung sumawana putri, ngancik adicara salajengipun nun inggih upacara krobongan anut satataning adat widhiwidana ingkang sampun lumampah. Upacara krobongan punika antawisipun: timbangan, kacar-kucur, dulangan saha ngunjuk rujak degan. Wondene ingkang badhe mratitisaken lampahing upacara krobongan nun inggih panjenengnipun Ibu ……C…….. Dhumateng ingkang tinanggenah, wekdal saha papan kawula sumanggakaken. Lampahing upacara krobongan binarung ungeling Ladrang Sri Widodo laras pelog pathet barang. Sumangga, nuwun.

Badhe rawuhipun besan
Panjenenganipun para tamu kakung sumawana putri ingkang satuhu luhuring budi, madyaning suka ing kalenggahan punika boten kekilapan kadang besan sutresna nun inggih yayah rena putra temanten kakung, lekasing sedya ugi nderek mangayubagya keparengipun Bapa Y ingkang hamiwaha putra mahargya siwi, manjing wonten sasana pawiwahan, ginarubyuk sagunging para Kadang Santana. Rawuhipun gya pinapag saha ingacaran panjenenganipun BI ……A…. lajeng kalarapaken saha katampi panjenenganipun BI Y. Menggah rawuhipun kadang besan kabiwadha ungeling Ladrang Tirta Kencana laras pelog pathet nem. Sumangga, nuwun.

Badhe upacara sungkem
Sanggya para tamu, kadang besan sutresna panjenenganipun Bapa Ibu X sampun lenggah aben ajeng kaliyan panjenenganipun Bapa Ibu Y wonten sasana ingkang sampun sumadya, keparenging sedya badhe hanampi sungkeming putra temanten sarimbit. Dumateng para2 ingkang piniji rahayuning sedya kasumanggakaken. Tumapaking adicara sungkeman binarung ungeling Ladrang Mugi Rahayu laras slendro pathet manyura (= Sekar Pangkur Paripurna laras pelog pathet nem). Sumangga, nuwun.

Badhe pambagyaharja
Para tamu kakung sumawana putri, panjenenganipun Bapa Y badhe marak ngabyantara sami, saperlu ngatruraken pambagyaharja, miwah wudharing gantha, lekas wekasing sedya, wigatosing gati. Inggih kabekta saking raos bombong miwah mongkoging manah, karana karoban ing sih sedaya ingkang sampun kepareng hanjenengi, saengga boten kuwawi matur piyambak, jrih menawi boten saged kawiyos ing lathi, namung kandheg wonten ing jangga, mila lajeng hanyaraya dhumateng panjenenganipun Bapa D. Ing salajengipun dhumateng para2 ingkang piniji, sasana saha swasana kawula sumanggakaken. Sumangga, nuwun.

Bakdha pambagyaharja
Satuhu tatas titis terang gamblang wijang wijiling pangandika, kaduk ruruh hangarah prana panjenenganipun Bapa D anggenipun ngaturaken pambagyaharja miwah wosing gati sampun paripurna. Ing salajengipun, keparenga para tamu pinarak ing palenggahan kanthi mardu-mardikaning penggalih sinambi nglaras rarasing gendhing2 saking pita swara ngantos dumugi parpurnaning panghargyan. Sumangga, nuwun.

Badhe kirab kanarendran
Sanggya para tamu, keparenging sedya temanten sarimbit badhe jengkar saking sasana wiwaha, arsa kinirapaken wonten ngarsaning para tamu, tumunten manjing ing sasana busana, saperlu rucat busana kanarendran, santun busana ksatriyan. Tataning kirab sinanggit ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Kados2 sampun samekta ing gati para paraga ingkang badhe njengkaraken putra temanten, menggah kaleksananing sedya kawula sumanggakaken dhumateng para2 ingkang piniji. Jengkaring Sang Suba Manggala, lamun cinandra kawistara piyaking ngarsa tangkep ing wuri Gendhing Ayak-ayakan laras pelog pathet barang [binarung ungeling Sekar Pangkur Gedhong Kuning laras pelog pathet barang]. Wondene jengkaring temanten sarimbit saking sasana wiwaha tumuju sasana busana binarung ungeling Ketawang Langengita Sri Narendra laras pelog pathet barang. Sumangga nuwun.

Badhe kirab kasatriyan
Para tamu kakung sumawana putri ingkang winantu sagunging pakurmatan, kados2 putra temanten anggenipun ngrasuk busana kasatriyan sampun paripurna, keparenging sedya badhe humarak sowan malih ngabyantara para tamu, saperlu nyenyadhang pudyastawa mrih widadaning bebrayan. Kirabing putra temanten ngrasuk busana kasatriyan kabiwadha ungeling Ketawang Subakastawa laras slendro pathet sanga. Sumangga nuwun.
Badhe selingan beksan
Para rawuh saha para lenggah, kinarya hamiyak sepining swasana miwah hanglelipur tyas, badhe kaaturaken pasugatan lelangen beksan ……………………… ingkang badhe kaaturaken dening Rara …….. cs. Dhumateng para lebda ing budaya ingkang tinanggenah ngayahi gati, wekdal saha papan kasumanggakaken. Sumangga nuwun.

Sasampunipun selingan beksan
Satuhu edi endah, babaring budaya ingkang winahya ing salebeting beksan ……………., mugi2 handayani dhumateng temanten sarimbit. Rinten dalu, enjing-sonten, among tansah runtung2, bebasan keket raket renggang gula kemepyur pulut. Runtung2 rerentengan pindha mimi lan mintuna.

Badhe selingan gendhing
Para rawuh saha para lenggah, kinarya hangrantu laksitaning tata adicara salajengipun, kasuwun panjenenganipun para tamu lelenggahan kanthi mirunggan, sinambi nglaras rarasing gendhing2 ingkang badhe kaaturaken dening Paguyuban Karawitan Pranatalaras, ingkang dipun sesepuhi panjenenganipun Bapa Tjahjana. Dhumateng para wirapradangga, keparenga ngaturaken gendhing2 ingkang jumbuh kaliyan swasana pahargyan ing hari/ratri kalenggahan punika.

Sasampunipun selingan gendhing
Satuhu edi endah, babaring budaya ingkang winahya ing salebeting gendhing2 [dening] …….……………., mugi2 handayani dhumateng para tamu ingkang katemben wawan pangandikan, langkung2 dhumateng BI Y sakulawangsa anggenipun hanetepi darmaning sepuh hangrakit sekar cepaka mulya hamiwaha putra mahargya siwi.

Badhe waosan donga
Sanggya para tamu, ngancik adicara salajengipun nun inggih waosan donga dening tetuwangga ingkang piniji. Atur donga konjuk dhumateng Gusti, mugi-mugi panjenenganipun BI Y anggenipun hanetepi darmaning sepuh, hamiwaha putra mahargya siwi, tansah winantu ing suka basuki. Semanten ugi temanten sarimbit anggenipun badhe lelumban wonten madyaning bebrayan agung, tansah atut runtut dumugi kaken2 lan ninen2 bagya mulya ingkang sinedya rahayu ingkang tinemu basuki ingkang kahesti gagah ingkang jinangkah. Wondene ingkang piniji kepareng badhe ngaturaken donga panjenenganipun B/I ………., ingkang punika sasana saha swasana kawula sumanggakaken. Sumangga nuwun.

Sasampunipun waosan donga
Sanadyan wus paripurna atur donga dening tetuwangga ingkang piniji, parandene maksih kapireng suwantenipun lamat2 dumeling ing akasa, sumusup hima himantaka, saya ndedel nggayuh wiyati, satemah maweh prabawa hanelahi. Mratandani katarima pamintane mring Gusti, mbabar wahyu kanugrahan suci, tumanduk panjenenganipun ingkang hamengku gati, ingkang katemben hamiwaha putra mahargya siwi, mugi tetep winengku ing suka basuki, lestari salami-lami, tur kathah rejeki, lumintu dhumateng para tamu kakung-putri. Sanadyan namung reroncening purwakanthi, mugi anthuk berkahing Gusti, numusi dhumateng panjenengan lan kula sami ingkang hanjenengi pawiwahan mriki.

Badhe paripurnaning gati
Wahyaning mangsakala wus ndungkap paripurnaning adicara, jumbuh kaliyan urut reroncening adicara: purwa, madya, wasana sampun kalampahan kaleksanakaken dening para kulawangsa, kanthi wilujeng kalis ing rubeda nir ing sambekala. Minangka pratandha paripurnaning adicara, kasuwun panjenenganipun BI Y, keparenga hanjengkaraken putra temanten sarimbit tumuju wiwaraning wisma pawiwahan, saperlu hanguntapaken konduring para tamu saha nyuwun tambahing berkah pangestu. Kanthi mekaten pratandha pawiwahan prasaja ing hari/ratri kalenggahan punika sampun paripurna, sinartan sesanti jaya2 wijayanti, mugi rahayuha ingkang samya ginayuh. Jengkaring putra temanten sarimbit binarung ungeling Ladrang Gleyong laras pelog pathet nem. Sumangga nuwun.

Panutup panatacara
Sampun paripurna pahargyan prasaja ing hari/ratri kalenggahan punika, lumantar pangendhaliwara sepindah malih panjenenganipun BI Y ngaturaken gunging panuwun saha hambok bilih anggenipun hanampi menggah karawuhan panjenengan sami, wonten kuciwaning bojakrami, wonten aruh ingkang kirang wanuh, wonten lungguh ingkang kirang mungguh, wonten suguh ingkang kirang lawuh, mawantu-wantu ingkang hamengku gati nyuwun lumunturing sih samodra pangaksami. Semanten ugi, kawula minangka pangendaliwara, hambok bilih wonten gunyak-gunyuking wicara miwah kiranging subasita ingkang singular ing reh tata krama, jenang sela wader pari sesonderan, apuranta menawi lepat atur kawula. Sepindah malih: tahu kecap Purwasari menawi wonten keladuking patrap lan pangucap nyuwun pangaksami. Nuwun, matur nuwun.

Read More...

Kamis, 16 Juli 2009

Surat Untuk Calon Anakku



Teruntuk calon anakku
Yang masih tinggal di antara tulang sulbi dan tulang dadaku

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bagaimana kabarmu, Nak? Semoga Ananda sehat wal afiat di alam sana.
Ayahanda sengaja menulis surat ini khusus untukmu.
Meski Ayahanda tahu, kau belum bisa membaca dan membalas surat ini
Karena di sana memang tidak ada sekolah.
Namun, Ayahanda yakin kau memahaminya
Karena kita satu jiwa
Karena kau masih menyatu dalam tubuhku
Dan terutama,
Karena kau pasti cerdas seperti Ayahanda …. :-)


Nak !
Ayahanda sangat bergembira mendengar sabda Sang Baginda Rasul,
Tentang doa anak shaleh yang pahalanya tak terputus, bahkan sesudah orang tuanya wafat
Ayahanda tiba-tiba tersadar, sabda tersebut menuntut Ayahanda melakukan dua hal:
Menjadi anak shaleh dan menjadikan Ananda sebagai anak yang shaleh pula
Nak!
Ayahanda sedang berusaha menjadi anak shaleh untuk kakek dan nenekmu
Sulit memang, karena tiada amal ayahanda yang menandingi jasa mereka
Tapi Ayahanda akan terus berusaha
Tunaikan titah Baginda
Ayahanda pun berharap
Kau seperti itu untuk ayahbundamu kelak
Mencintai, menaati dan menghormati
Ibundamu ….. Ibundamu…… Ibundamu
juga Ayahandamu ini
Itulah mimpi Ayahanda
Sebagaimana mimpi menjadikan rumah kita nanti bagaikan syurga
Supaya syurga benar-benar menjadi rumah kita
Tapi, Ayahanda merasa malu
Ketika mendengar Khalifah kedua menyatakan
Bahwa hak seorang anak dari ayahnya setidaknya tiga hal:
Dipilihkan ibunda yang baik, Diberi nama yang baik serta diajarkan Al Qur’an.
Malu …..
Karena belum mempersiapkan diri
Untuk menunaikan hakmu
Nak!
Kini Ayahanda sedang belajar memperdalam Al Qur’an
Agar kelak bisa mengajarimu A… Ba… Tsa
Agar kaupun menjadi Qur’an berjalan
Yang menerangi mayapada
O ya!
Ayahanda juga sengaja membeli buku tentang nama-nama mulia
Dengannya, Ayahanda sudah menyiapkan selaksa nama indah untukmu
Agar kau tumbuh perkasa
Dinaungi nama mulia
Yang ia adalah doa
Yang membuat Ayahanda bingung,
Bagaiamana menunaikan hak pertama
yang harus ditunaikan ketika Ananda belum melihat dunia
Karena Ayahanda tidak tahu
Apa kriteriamu tentang seorang ibu yang baik?
Ayahanda juga tidak tahu
Apakah kita memiliki selera yang sama …. :-)?
Tapi, Ayahanda yakin kau sepakat dengan satu kriteria
Bahwa calon ibumu nanti tidak boleh seorang yang shaleh
Melainkan harus seorang Shalehah
Karena jika kau memiliki Ibu yang Shaleh,
Sepertimu, Ayahandapun tak kan kuat menahan tawa
Melihat jenggot ibumu
Yang gagah jelita …… :-)
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yang mencintaimu karena-Nya
Calon Ayahandamu

Read More...

Surat Untuk Suamiku


Untukmu, pujaan hatiku
Assalamualaikum wr.wb,
Suamiku, satu bulan sudah berlalu. Masih teringat jelas di dalam memori otakku detik-detik bahagia itu. Detik di mana malaikatpun ikut mendoakan kita. Detik di mana gerbang kebahagiaan akan kita lewati dengan ikatan perjanjian yang kuat. Mahligai akan kita bangun dengan kekuatan cinta. Mahligai yang meski sederhana, namun kokoh dan meneduhkan. Engkau sebagai raja yang arif dan perkasa melindungi dari setiap serangan. Dan aku adalah ratu yang lembut, senantiasa memberi cinta dan kedamaian serta menjaga singgasana kita.


Suamiku, satu bulan kita lalui penuh kebahagiaan. Namun sayang, kita tidak boleh berbangga diri. Jalan di depan kita masih panjang. Satu bulan hanya masa perkenalan, seperti halnya bunga krisan yang beradaptasi di lingkungan barunya.
Satu bulan hanya masa yang singkat, karena sepanjang usia kita pun takkan bisa benar-benar mengenal dua pribadi yang berbeda. Satu bulan hanya titik awal kita memulai perjalanan ini. Ingatlah suamiku, perjalanan kita nantinya tidak selalu semulus yang kita rencanakan. Akan banyak kejutan dari-Nya yang bisa membuat kita tersenyum, tertawa, menangis, bahkan terluka. Namun, jangan sampai gentar suamiku sayang. Tetaplah tegar dan kuat menghadapinya. Karena kita kan selalu bersama, berusaha bersabar dan mengambil hikmah di setiap kejutan itu.
Ingatkah engkau sayangku. Nasehat bijak dari orang tua kita? Beliau tak lebih tinggi pendidikannya dari kita. Namun, mereka telah melalui perjalanan yang panjang. Telah banyak bunga dan duri yang mereka temui. Dan pastinya, mereka lebih banyak mengambil hikmahnya. Maka suamiku, mari kita renungkan nasehat tersebut. Sama-sama kita perbanyak bekal dalam perjalanan panjang kita.
Sayang, aku ingin selalu menjadi bidadari untukmu. Tidak hanya di dunia sekarang, tapi juga sampai ke surga Allah kelak. Maka, tak akan mudah seperti yang ku bayangkan untuk mencapainya. Dinda juga perlu bantuan dan dukunganmu, wahai suamiku. Ingatkanlah dengan tegas setiap kesalahanku namun dengan kelembutanmu. Karena isterimu ini hanyalah tulang rusuk mu yang bengkok. Jangan kau paksakan meluruskannya, karena ia akan patah. Tapi jangan juga kau biarkan karena ia akan selamanya bengkok. Bimbinglah isterimu ini untuk meraih ridho dari mu dan terutama ridho dari Allah.
Ketahuilah suamiku, aku hanyalah manusia biasa yang jauh dari sempurna. Begitu juga dengan dirimu. Aku hanya wanita yang bisa rapuh. Begitu juga engkau hanya lelaki biasa yang bisa menjadi khilaf. Kita hanya pribadi yang mempunyai ego masing-masing. Kita bisa mengajukan semua logika untuk merancang masa depan surga kita. Namun, kita tidak berdaya dengan kuasa-Nya. Hanya kekuatan doa lah yang bisa membantu kita. Hanya kesederhanaan pemikiran kita tentang sabar dan syukur yang bisa menyelamatkan kita.
Jangan pernah takut sayang, jika suatu saat badai datang menerjang kapal kita. Aku kan selalu mendampingimu melawan badai itu. Luruskan arah dan kembangkan layar, aku kan membantumu dengan kompas penunjuk arah yang benar. Tetaplah tabah menghadapinya karena badai itu kan mendewasakan kita hingga nantinya kita sampai ke pulau impian itu. Karena Allah tidak akan menguji kita di luar kesanggupan kita. Yakinlah akan ada terang setelah gelap malam. Kuatkanlah desain kapal kita agar anak-anak kita nantinya tetap aman di dalamnya meski kita menghadapi goncangan. Persiapkanlah untuk mereka pendidikan akhlak yang terbaik sehingga mereka bisa meguhkan perjuangan kita dan menguatkan dengan doa.
Tak banyak lagi kata-kata yang bisa kutuangkan dalam surat ini, suamiku. Karena kata takkan cukup menceritakan tiap hal yang akan kita temui. Hanya sebait puisi kesayanganmu yang bisa kuselipkan di akhir surat ini.
”Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Dengan kata yang tak sempat disampaikan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.” (Sapardi Djoko Damono)
Sekian surat dari ku untukmu suamiku. Kutitipkan doa di dalam surat ini, dan akan kukirim dengan penuh cinta kasih sayang hanya untukmu.
Dari wanita tak sempurna yang sedang belajar menjadi perhiasan dunia untukmu, sebagai isteri sholeha.

Bumi Allah, tepat satu bulan pernikahan kita.
Wassalamu 'alaikum wr.wb

Read More...

Selasa, 05 Mei 2009

Potensi Yang Menggetarkan Hati

Read More...

Rabu, 22 April 2009

Perhentian Ini Hanya Sementara


Ibnu Umar, tokoh sahabat yang terkenal sangat wara’, pernah ditanya, “Apakah para sahabat Rasulullah dahulu tertawa?” Pertanyaan sederhana, tapi menyiratkan kebuutuhan informasi yang akurat tentang karakter generasi terbaik. Ibnu Umar pun menjawabnya dengan jawaban seobjektif mungkin. “Ya, mereka tertawa, tapi iman di dada mereka laksana gunung.” Begitu jawaban Ibnu Umar.



Perhatikan, apa yang melatarbelakangi pertanyaan kepada Ibnu Umar tersebut. Para sahabat adalah kumpulan manusia yang memiliki keberaniaan dan pengorbanan yang tak ada bandingnya. Orang yang bertanya kepada Ibnu Umar, tertarik untuk menanyakan sisi kemanusiaan generasi terbaik itu. Dan ternyata, begitulah jawaban Ibnu Umar. Singkat, padat dan dalam maknanya.

Para sahabat terkenal sangat giat dalam beramal. Umar radhiallahu ‘anhu, bahkan mengatakan, “Aku sangat benci melihat seorang dari kalian menganggur, tidak melakukan amal dunia dan tidak melakukan amal akhirat.” Hari demi hari yang mereka lalui selalu bermakna peningkatan dan pengembangan dari sebelumnya. Ibrahim Al Harbi pernah menceritakan perihal imam dari generasi tabi’in, Ahmad bin Hambal. “Aku pernah hidup bersama Ahmad bin Hambal 20 tahun. Selama musim kemarau dan hujan, musim panas dan dingin, siang dan malam. Aku tak pernah mendapatkannya, kecuali ia lebih baik dari hari kemarin.” (Manaqib Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu Jauzi, h.140)

Meski demikian, para shalihin itu tetap berada ditengah-tengah, antara kekerasan dan kelembutan, antara disiplin bekerja dan istirahat. Seperti juga Rasulullah menyifatkan dirinya dengan istilah “adhahuuku al-qattal”, orang yang gemar tertawa tapi juga gemar berperang.

Senyum sebagai bagian dari peristirahatan dan kelembutan, dalam pandangan mereka, bahkan menjadi salah satu sifat istimewa manusia yang tak dimiliki binatang. Ibnu Taimiyah ra., mengulas hal ini dengan uraian yang menarik: “Manusia itu hewan yang bicara dan bisa tertawa. Tak ada yang bisa membedakan manusia dari hewan, kecuali dari sifat-sifat kesempurnaan. Sebagaimana bicara menjadi salah satu sifat kesempurnaan manusia, demikian juga tertawa. Maka jika yang bicara itu lebih sempurna dari yang tidak bicara, begitu pula yang tertawa itu lebih sempurna dari yang tidak mampu tertawa.” (Fatawa Ibnu Tamiyah,6/121).

Yang perlu diingat, peristirahatan itu bisa lebih bermanfaat dengan dua syarat. PERTAMA, dilakukan hanya dalam waktu sementara dan temporal. KEDUA, tidak keluar dari batas-batas yang dibenarkan oleh syari’at. Melanggar dua sayarat ini berarti substansi peristirahatan akan hilang atau justru memunculkan akibat kebalikannya. Karenanya, tanpa kehati-hatian, peristirahatan dan sebuah jeda, bisa berubah menjadi sebuah kelemahan, kemalasan bahkan keterjerumusan pada tipu daya syaithan.

Peristirahatan, harus tetap patuh pada aturan syariat. Canda misalnya, tak boleh dicampur dengan dusta. Peristirahatan hanya variasi hidup yang penting dari rutinitas. Ia juga ibarat garam dalam makanan. Penting tapi tidak boleh berlebihan. Tokoh Ulama Kuwait Syaikh Jasim Muhalhil mengistilahkan hal ini dengan “waktu turun minumnya seorang pejuang”, yang akan mengembalikan stamina atau menghidupkan tenaga yang lebih besar dari sebelumnya. Tokoh ulama Mesir Hasan Al Bana menyebutnya dengan ungkapan: “Mujahid sejati, adalah, adalah yang tak tidur sepenuh kelopak matanya, dan tidak tertawa selebar mulutnya.” Itulah makna peristirahatan dan perhentian hakiki.[*]

Read More...

Selasa, 17 Maret 2009

Bagian Terpenting Dari Tubuhmu


Ibuku selalu bertanya padaku, apa bagian tubuh yang paling penting. Bertahun-tahun, aku selalu menebak dengan jawaban yang aku anggap benar. Ketika aku muda, aku pikir suara adalah yang paling penting bagi kita sebagai manusia, jadi aku jawab, "Telinga, Bu." Tapi, ternyata itu bukan jawabannya.


"Bukan itu, Nak. Banyak orang yang tuli. Tapi, teruslah memikirkannya dan aku menanyakan lagi nanti."
Beberapa tahun kemudian, aku mencoba menjawab, sebelum dia bertanya padaku lagi. Sejak jawaban pertama, kini aku yakin jawaban kali ini pasti benar. Jadi, kali ini aku memberitahukannya. "Bu, penglihatan sangat penting bagi semua orang, jadi pastilah mata kita."
Dia memandangku dan berkata, "Kamu belajar dengan cepat, tapi jawabanmu masih salah karena banyak orang yang buta."
Gagal lagi, aku meneruskan usahaku mencari jawaban baru dan dari tahun ke tahun Ibu terus bertanya padaku beberapa kali dan jawaban dia selalu, "Bukan. Tapi, kamu makin pandai dari tahun ke tahun, Anakku."
Akhirnya tahun lalu, kakekku meninggal. Semua keluarga sedih. Semua menangis. Bahkan, ayahku menangis. Aku sangat ingat itu karena itulah saat kedua kalinya aku melihatnya menangis. Ibuku memandangku ketika tiba giliranku untuk mengucapkan selamat tinggal pada kakek.
Dia bertanya padaku, "Apakah kamu sudah tahu apa bagian tubuh yang paling penting, sayang?"
Aku terkejut ketika Ibu bertanya pada saat seperti ini. Aku sering berpikir, ini hanyalah permainan antara Ibu dan aku. Ibu melihat kebingungan di wajahku dan memberitahuku, "Pertanyaan ini penting. Ini akan menunjukkan padamu apakah kamu sudah benar-benar "hidup".
Untuk semua bagian tubuh yang kamu beritahu padaku dulu, aku selalu berkata kamu salah dan aku telah memberitahukan kamu kenapa. Tapi, hari ini adalah hari di mana kamu harus mendapat pelajaran yang sangat penting." Dia memandangku dengan wajah keibuan. Aku melihat matanya penuh dengan air. Dia berkata, "Sayangku, bagian tubuh yang paling penting adalah bahumu."
Aku bertanya, "Apakah karena fungsinya untuk menahan kepala?"
Ibu membalas, "Bukan, tapi karena bahu dapat menahan kepala seorang teman atau orang yang kamu sayangi ketika mereka menangis. Kadang-kadang dalam hidup ini, semua orang perlu bahu untuk menangis. Aku cuma berharap, kamu punya cukup kasih sayang dan teman-teman agar kamu selalu punya bahu untuk menangis kapan pun kamu membutuhkannya."
Akhirnya, aku tahu. Bagian tubuh yang paling penting adalah tidak menjadi orang yang mementingkan diri sendiri. Tapi, simpati terhadap penderitaan yang dialami oleh orang lain. Orang akan melupakan apa yang kamu katakan. Orang akan melupakan apa yang kamu lakukan. Tapi, orang TIDAK akan pernah lupa bagaimana kamu membuat mereka berarti.

Read More...

Cekikik


Cerita 01
Al Ashma'i berkata kepada seorang anak, " Hai bocah, maukah kamu diberi uang seratus ribu dinar sedang kau menjadi seorang yang tolol?"
Anak itu menjawab, "Tidak!"
"Mengapa?" tanya Ashma'i.


Dengan tenang anak menjawab, "Saya takut tolol, karena ketololan itu dapat membawa kepada kejahatan, dan akhirnya saya kehilangan seratus ribu dinar itu, sedang sifat tolol tetap saya sandang".

Cerita 02
Seorang ayah yang lain, menyuruh anaknya membeli tali untuk sumurnya sepanjang 20 hasta. Ditengah jalan ia kembali dan bertanya kepada ayahnya, "Ayah, panjang tali itu 20 hasta, lalu lebarnya berapa?"
Dengan kesal dan gusar si ayah menjawab, "Selebar musibah saya mempunyai anak seperti engkau"

Kita termasuk orang tua yang mempunyai anak yang seperti mana ya?????

Read More...

Senin, 16 Maret 2009

Bersyukur dan Bersabar


Hingga saat ini saya merasa bahwa belumlah menjadi suami dan bapak yang ideal. Berbagai upaya saya lakukan untuk menuju kesempurnaan sebagai suami dan bapak bagi anak-anak saya. Berbagai buku dan seminar yang berkaitan dengan tema suami atau menjadi orang tua teladan telah saya ikuti.


Saya juga mendatangi orang-orang yang katanya hebat dalam urusan ini. Bahkan saya pernah cuti khusus untuk mengikuti seseorang yang kabarnya berhasil menjadi orang tua. Semua perilaku hidupnya saya amati. Banyak pelajaran yang saya petik dari guru kehidupan saya tersebut.
Pengalaman menarik ketika saya mendatangi seseorang di Bekasi untuk berdiskusi tentang keluarga ideal. Setelah sekian lama berdiskusi akhirnya saya pamit pulang. Ketika saya menjabat tangannya untuk pamitan dia mengatkan “selamat keluarga anda adalah ahli surga,” langsung saya jawab, “dari mana Anda tahu kami keluarga ahli surga?” “Ciri keluarga ahli surga adalah bersyukur dan bersabar,” jawab sahabat saya.
Segera saya timpali, “darimana Anda tahu kami keluarga yang bersyukur dan bersabar”. Dengan cepat dia jawab, “Mas Jamil (hehehe) bersyukur karena mendapat istri yang hebat. Semantera istri mas Jamil bersabar dapat mas Jamil”. Kami tertawa, dan rasanya sahabat saya benar. Saya memang benar-benar bersyukur mendapatkan istri saya dan semoga dia bersabar mendampingi saya.

Read More...

Guyon Maz



Bagian 1
Ketika Pak Anton baru pulang dari kantor, segera disambut anaknya.

“Ayah, tadi ada tamu mencari Ayah. Katanya, Ayah dengan dia pernah sama-sama satu kelas di SD.”

“Bagaimana ciri-cirinya orang itu?”



“Gemuk, botak, dan berkumis.”

“Mustahil, di kelas Ayah dulu, tidak pernah ada orang macam itu. Yang gemuk ada, tetapi yang botak dan berkumis nggak ada!”


Bagian 2
Suatu pagi di sebuah kelas Sekolah Menengah Umum.

Siswa : “Pak, mau nanya. Undergound itu apa, Pak?”

Guru : “Underground itu artinya bawah tanah, Nak. Tumben kamu tanya, ada apa nak?”

Siswa : “Gak kok pak, bingung saja kok ada istilah itu…”

Siswa : “Kalau musik underground itu apa pak?”

Guru : “Itu artinya musik bawah tanah nak. Pokoknya undergound itu untuk menggambarkan segala sesuatu yang bersifat di bawah tanah atau tidak kelihatan”

Siswa : “Berarti ubi itu tanaman yang umbinya juga underground ya, Pak?”


Bagian 3
Seorang wanita yang sangat gemuk pergi ke dokter.

Wanita: “Dok, obat apa yang harus saya minum agar bisa kurus?”

Dokter: “Oh, anda tidak perlu minum obat, cukup geleng-geleng kepala saja!”

Wanita: “Kapan saya harus geleng-geleng kepala dok? Pagi, siang, sore, atau malam?”

Dokter: “Cukup ketika ada orang yang menawari makan saja!”

Read More...

Jumat, 13 Maret 2009

Jangan Jadi Orang Konsisten


Pak Jamil bercerita;
Saya sering mendapat pelajaran untuk konsisten mengerjakan sesuatu. Tetapi saya dapat pelajaran lain dari orang tua angkat saya. Orang yang sangat saya hormati itu bernama Houtman Z Arifin (HZA). Dia memang bukan orang tua kandung saya. Tetapi dia seperti orang tua saya sendiri. Dia mengajarkan kepada saya agar tidak konsisten.


HZA memulai bekerja dengan menjadi office boy (OB) di city bank. Setelah 19 tahun mengabdi di city bank dia menjadi vice president (VP) di perusahaan multinasional itu. Setelah menjadi VP dia masih sering berinteraksi dengan rekan-rekannya yang masih menjadi OB. Hingga suatu saat temannya protes kepada HZA, “Houtman kamu payah. Kamu gak konsisten. Kita nich konsisten…konsisten jadi OB” mereka tertawa bersama.
Kita memang seharusnya tidak menjadi orang yang konsisten. Bukankah orang bijak pernah mengatakan “Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin berarti dia merugi. Barang siapa yang hari ini lebih buruk dibandingkan hari kemarin dia celaka. Dan barang siapa yang hari ini lebih baik dibandingkan hari kemarin dialah orang yang beruntung.” Kalau konsisten berarti kita rugi khan?
Supaya hidup kita beruntung berarti setiap hari kulaitas hidup kita harus meningkat walau hanya 1%. Sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Walau hanya 1% melakukan peningkatan hidup per hari, tapi bila dilakukan satu tahun akan menjadi 365%. Artinya kualitas hidup Anda seharusnya setiap tahun meningkat 365%. Tapi kalau Anda konsisten maka Anda akan menjadi orang yang sama kualitas hidupnya dibandingkan tahun lalu. Berarti Anda menjadi kelompok orang-orang yang merugi.
Nah, sekarang sudah hampir dipenghujung tahun 2008. Coba Anda merenung sejenak. Apakah kehidupan Anda hari ini masih sama dengan tahun lalu? Apakah prestasi Anda sama dengan tahun lalu? Apakah perhatian Anda kepada pasangan hidup Anda sama dengan tahun lalu? Apakah hutang Anda besarnya masih sama dengan tahun lalu? Apakah sahabat Anda juga masih saman dengan tahun lalu? Kalau masih sama berarti Anda menjadi orang yang rugi karena Anda masih konsisten.
Jadi mulai hari ini, Jangan Jadi Orang Konsisten karena akan membuat hidup Anda Merugi. Rencanakan tahun 2009, buatlah target-target yang membuat kehidupan Anda tidak konsisten seperti tahun 2008. Target yang Anda buat harus menunjukkan peningkatan bahkan bila perlu lompatan nilai bila dibandingkan tahun 2008. Selamat menyusun Target 2009.

Read More...

Motivasi Kang Harits


Keluarga Mitra,
Pasti, tak satupun diantara kita ingin menjadi pribadi yang gagal. Kita ingin menjadi pribadi-pribadi unggul. Karena itu, apapun yang menimpa hidup kita, berhentilah mengeluh. Tekanan, kesulitan hidup yang Anda hadapi tidak akan pernah selesai jika disikapi dengan mengeluh saja. Bangkit dan lakukan sesuatu untuk hidup kita. Hidup kita begitu berarti, jangan berhenti hanya karena hal kecil, jangan mengeluh hanya karena persoalan. Sebab apa yang terjadi dalam rutinitas kita adalah sebuah dinamika kehidupan semata.



Keluarga Mitra,
Jangan pernah berhenti dan jangan berbuat setengah hati.....
Karena begitulah sikap seorang pejuang, mampu menatap hidupnya, mampu menata cita-citanya. Semua orang berhak untuk bercita-cita, semua orang berhak untuk bermimpi tapi menjadi seorang pejuang sejati tak kenal kata henti dan terus berkarya dalam kerangka kemanfaatan. Sebab di atas jalan itu, hidup seorang manusia mempunyai arti.

Keluraga Mitra,
Jangan pernah berhenti berbuat baik, walaupun perbuatan baik itu dinilai buruk dan dianggap tidak bermanfaat oleh orang lain. Dan jangan pernah mencoba-coba berbuat buruk, meski dipuji dan dinilai baik atau bermanfaat bagi manusia.
Karena perbuatan baik akan tetap baik walau dinilai buruk dan perbuatan buruk akan tetap buruk, walau dinilai baik dalam pandangan manusia. Sebab miqyasul amal kita adalah pertanyaan apakah allah ridha atau tidakkah dengan amal kita.....jadi kita sedang mencari ridho-Nya...bukan ridho manusia.

Keluarga Mitra,
Siapapun pasti memiliki harapan. Meski kadang ada diantara kita yang tidak mengakuinya. Namun harapan hanyalah sebuah keinginan, terkadang yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan atau gagal. Yang pasti itu karena memang itu bukan hak kita, walaupun kita sudah berusaha sebaik dan semaksimal mungkin.
Agar tidak frustasi, hadapi kenyataan dengan ikhlas dan berfikir positif, optimis bahwa kelak kita akan mendapat yang lebih baik dari harapan kita

Keluarga Mitra,
Singgungan hidup bisa dimulai dari banyak pintu. Satu pintu diantaranya karena cara kita berbicara dengan orang lain. Disini segalanya bisa berubah buruk dan menjadikan pahit getir bagi hati dan perasaan orang yang kita cintai.
Sungguh tidak sepantasnya kita menjadi penyebab hidup orang lain pahit, pedih dan getir. Sebab sumber-sumber penyebab orang lain pedih dan getir adalah bara api yang membakar jiwa dan hati kita sendiri. Berbahagialah Anda yang tidak membuat orang-orang yang Anda cintai pedih dan getir.

Keluarga Mitra,
Menjadi yang terbaik merupakan konsekuensi hidup.
Keyakinan yang sangat kuat bahwa kita mampu menjadi yang terbaik itulah kuncinya. Dan yakinlah, kita bisa melakukan kebaikan untuk menjadi yang terbaik dalam memberi manfaat bagi siapa saja.
Mari terus belajar untuk menundukkan tantangan, belajar menjadi yang terbaik karena untuk itulah kita dilahirkan.
Untuk memberi manfaat dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama.

Read More...

Kamis, 12 Maret 2009

Tukang Ledeng


Suatu hari bos Mercedes-Benz mempunyai masalah dengan kran air dirumahnya. Kran itu selalu bocor hingga dia kawatir anaknya terpeleset jatuh .Atas rekomendasi seorang temannya , Mr. Benz menelpon seorang tukang ledeng untuk memperbaiki kran miliknya .
Perjanjian perbaikan ditentukan 2 hari kemudian karena si tukang ledeng rupanya cukup sibuk . Si tukang ledeng sama sekali tidak tahu bahwa si penelpon adalah bos pemilik perusahaan mobil terbesar di Jerman.


Satu hari setelah ditelpon Mr.Benz , pak tukang ledeng menghubungi Mr.Benz untuk menyampaikan terima kasih karena sudah bersedia menunggu satu hari lagi . Bos Mercy-pun kagum atas pelayanan dan cara berbicara pak tukang ledeng .
Pada hari yang telah disepakati , si tukang ledeng datang ke rumah Mr.Benz untuk memperbaiki kran yang bocor . Setelah kutak sana kutak sini , kranpun selesai diperbaiki dan pak tukang ledeng pulang setelah menerima pembayaran atas jasanya .
Sekitar 2 minggu setelah hari itu , si tukang ledeng menghubungi Mr.Benz untuk menanyakan apakah kran yang diperbaiki sudah benar-benar beres atau masih timbul masalah ? Mr. Benz berpikir pasti orang ini orang hebat walaupun cuma tukang ledeng. Mr. Benz menjawab di telepon bahwa kran di rumahnya sudah benar-benar beres dan mengucapkan terima kasih atas pelayanan pak tukang ledeng . Tahukah anda bahwa beberapa bulan kemudian Mr. Benz merekrut si tukang ledeng untuk bekerja di perusahaannya ? Ya , namanya Christopher L.Jr. Saat ini beliau adalah General manager Customer Satisfaction and Public Relation di Mercedez Benz!

Read More...

Katak dan Hujan


Ada kegundahan tersendiri yang dirasakan seekor anak katak ketika langit tiba-tiba gelap. "Bu, apa kita akan binasa. Kenapa langit tiba-tiba gelap?" ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya. Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut.
"Anakku," ucap sang induk kemudian. "Itu bukan pertanda kebinasaan kita. Justru, itu tanda baik." jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak itu pun mulai tenang.


Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angin bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si katak kecil. "Ibu, itu apa lagi? Apa itu yang kita tunggu-tunggu? " tanya
si anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh induknya.
"Anakku. Itu cuma angin," ucap sang induk tak terpengaruh keadaan. "Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!" tambahnya begitu menenangkan. Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.
"Blarrr!!!" suara petir menyambar-nyambar. Kilatan cahaya putih pun kian menjadikan suasana begitu menakutkan. Kali ini, si anak katak tak lagi bisa bilang apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik tubuh induknya. Tapi juga gemetar. "Buuu, aku sangat takut. Takut sekali!" ucapnya sambil terus memejamkan mata.
"Sabar, anakku!" ucapnya sambil terus membelai. "Itu cuma petir. Itu tanda ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang! Keluarlah. Pandangi tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama lagi datang," ungkap sang induk katak begitu tenang.
Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya. Ia mencoba mendongak, memandangi langit yang hitam, angin yang meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan. Tiba-tiba, ia berteriak kencang, "Ibu, hujan datang. Hujan datang! Horeeee!"

Pesan Moril :

Anugerah hidup kadang tampil melalui rute yang tidak diinginkan. Ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wewangian harum.
Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan. Persis seperti anak katak yang takut cuma karena langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan.
Benar apa yang diucapkan induk katak: jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi. Karena hujan yang ditunggu, pasti akan datang. Bersama kesukaran ada kemudahan. Sekali lagi, bersama kesukaran ada kemudahan.

Read More...

Beban dan Stres


Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stres, Stephen Covey mengangkat sebuah gelas berisi air dan bertanya kepada para siswanya,"Seberapa berat menurut anda kira segelas air ini?"


Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr."Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey.
"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."
"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey. "Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi".
Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.
Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan membawa pulang beban. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada dipundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi.
Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya...!!
Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita.

Read More...

Orang Tua Bijak


Pernah ada seorang tua yang hidup di desa kecil. Meskipun ia miskin, semua orang cemburu kepadanya karena ia memiliki kuda putih cantik. Bahkan raja menginginkan hartanya itu. Kuda seperti itu belum pernah dilihat orang, begitu gagah, anggun dan kuat. Orang-orang menawarkan harga amat tinggi untuk kuda jantan itu, tetapi orang tua itu selalu menolak : "Kuda ini bukan kuda bagi saya", katanya : "Ia adalah seperti seseorang. Bagaimana kita dapat menjual seseorang. Ia adalah sahabat bukan milik. Bagaimana kita dapat menjual seorang sahabat ?" Orang itu miskin dan godaan besar. Tetapi ia tidak menjual kuda itu.


Suatu pagi ia menemukan bahwa kuda itu tidak ada di kandangnya. Seluruh desa datang menemuinya. "Orang tua bodoh", mereka mengejek dia : "Sudah kami katakan bahwa seseorang akan mencuri kudamu. Kami peringatkan bahwa kamu akan di rampok. Anda begitu miskin... Mana mungkin anda dapat melindungi binatang yang begitu berharga ? Sebaiknya anda menjualnya. Anda boleh minta harga apa saja. Harga setinggi apapun akan dibayar juga. Sekarang kuda itu hilang dan anda dikutuk oleh kemalangan".
Orang tua itu menjawab : "Jangan bicara terlalu cepat. Katakan saja bahwa kuda itu tidak berada di kandangnya. Itu saja yang kita tahu; selebihnya adalah penilaian. Apakah saya di kutuk atau tidak, bagaimana Anda dapat ketahui itu ? Bagaimana Anda dapat menghakimi ?". Orang-orang desa itu protes : "Jangan menggambarkan kami sebagai orang bodoh! Mungkin kami bukan ahli filsafat, tetapi filsafat hebat tidak di perlukan. Fakta sederhana bahwa kudamu hilang adalah kutukan".

Orang tua itu berbicara lagi : "Yang saya tahu hanyalah bahwa kandang itu kosong dan kuda itu pergi. Selebihnya saya tidak tahu. Apakah itu kutukan atau berkat, saya tidak dapat katakan.Yang dapat kita lihat hanyalah sepotong saja. Siapa tahu apa yang akan terjadi nanti ?"
Orang-orang desa tertawa. Menurut mereka orang itu gila. Mereka memang selalu menganggap dia orang tolol; kalau tidak, ia akan menjual kuda itu dan hidup dari uang yang diterimanya. Sebaliknya, ia seorang tukang potong kayu miskin, orang tua yang memotong kayu bakar dan menariknya keluar hutan lalu menjualnya. Uang yang ia terima hanya cukup untuk membeli makanan, tidak lebih. Hidupnya sengsara sekali. Sekarang ia sudah membuktikan bahwa ia betul-betul tolol.
Sesudah lima belas hari, kuda itu kembali. Ia tidak di curi, ia lari ke dalam hutan. Ia tidak hanya kembali, ia juga membawa sekitar selusin kuda liar bersamanya. Sekali lagi penduduk desa berkumpul sekeliling tukang potong kayu itu dan mengatakan : "Orang tua, kamu benar dan kami salah. Yang kami anggap kutukan sebenarnya berkat. Maafkan kami".
Jawab orang itu : "Sekali lagi kalian bertindak gegabah. Katakan saja bahwa kuda itu sudah balik. Katakan saja bahwa selusin kuda balik bersama dia, tetapi jangan menilai. Bagaimana kalian tahu bahwa ini adalah berkat ? Anda hanya melihat sepotong saja. Kecuali kalau kalian sudah mengetahui seluruh cerita, bagaimana anda dapat menilai ? Kalian hanya membaca satu halaman dari sebuah buku. Dapatkah kalian menilai seluruh buku ? Kalian hanya membaca satu kata dari sebuah ungkapan. Apakah kalian dapat mengerti seluruh ungkapan ? Hidup ini begitu luas, namun Anda menilai seluruh hidup berdasar! kan satu halaman atau satu kata.Yang anda tahu hanyalah sepotong! Jangan katakan itu adalah berkat. Tidak ada yang tahu. Saya sudah puas dengan apa yang saya tahu. Saya tidak terganggu karena apa yang saya tidak tahu".
"Barangkali orang tua itu benar," mereka berkata satu kepada yang lain. Jadi mereka tidak banyak berkata-kata. Tetapi di dalam hati mereka tahu ia salah. Mereka tahu itu adalah berkat. Dua belas kuda liar pulang bersama satu kuda. Dengan kerja sedikit, binatang itu dapat dijinakkan dan dilatih, kemudian dijual untuk banyak uang.
Orang tua itu mempunyai seorang anak laki-laki. Anak muda itu mulai menjinakkan kuda-kuda liar itu. Setelah beberapa hari, ia terjatuh dari salah satu kuda dan kedua kakinya patah. Sekali lagi orang desa berkumpul sekitar orang tua itu dan menilai. "Kamu benar", kata mereka : "Kamu sudah buktikan bahwa kamu benar. Selusin kuda itu bukan berkat. Mereka adalah kutukan. Satu-satunya puteramu patah kedua kakinya dan sekarang dalam usia tuamu kamu tidak ada siapa-siapa untuk membantumu... Sekarang kamu lebih miskin lagi.
Orang tua itu berbicara lagi : "Ya, kalian kesetanan dengan pikiran untuk menilai, menghakimi. Jangan keterlaluan. Katakan saja bahwa anak saya patah kaki. Siapa tahu itu berkat atau kutukan ? Tidak ada yang tahu. Kita hanya mempunyai sepotong cerita. Hidup ini datang sepotong-sepotong".Maka terjadilah dua minggu kemudian negeri itu berperang dengan negeri tetangga. Semua anak muda di desa diminta untuk menjadi tentara. Hanya anak si orang tua tidak diminta karena ia terluka. Sekali lagi orang berkumpul sekitar orang tua itu sambil menangis dan berteriak karena anak-anak mereka sudah dipanggil untuk bertempur. Sedikit sekali kemungkinan mereka akan kembali. Musuh sangat kuat dan perang itu akan dimenangkan musuh. Mereka tidak akan melihat anak-anak mereka kembali. "Kamu benar, orang tua", mereka menangis : "Tuhan tahu, kamu benar. Ini buktinya. Kecelakaan anakmu merupakan berkat. Kakinya patah, tetapi paling tidak ia ada bersamamu. Anak-anak kami pergi untuk selama-lamanya".
Orang tua itu berbicara lagi : "Tidak mungkin untuk berbicara dengan kalian. Kalian selalu menarik kesimpulan. Tidak ada yang tahu. Katakan hanya ini : anak-anak kalian harus pergi berperang, dan anak saya tidak. Tidak ada yang tahu apakah itu berkat atau kutukan. Tidak ada yang cukup bijaksana untuk mengetahui. Hanya Allah yang tahu".

Moral cerita :
Orang tua itu benar. Kita hanya tahu sepotong dari seluruh kejadian. Kecelakaan-kecelakaan dan kengerian hidup ini hanya merupakan satu halaman dari buku besar. Kita jangan terlalu cepat menarik kesimpulan. Kita harus simpan dulu penilaian kita dari badai-badai kehidupan sampai kita ketahui seluruh cerita.

Read More...

Rabu, 11 Maret 2009

Motivasi Kang Harits


Keluarga Mitra,
Hidup memerlukan pengorbanan. Pengorbanan memerlukan perjuangan. Perjuangan memerlukan ketabahan. Ketabahan memerlukan keyakinan. Keyakinan itulah yang menentukan kejayaan. Dan kejayaanlah yang akan menentukan kebahagiaan.
Kehidupan ini tidak menjanjikan kebahagiaan sepanjang masa. Kadang manusia diasah dengan berbagai dugaan dan ujian. Sekiranya lemah, kita akan terus hanyut mengikut kata hati dan tidak berusaha mencari penyelesaian untuk menyelamatkan diri dan keadaan.


Jangan sesali apa yang sudah pergi. Jangan tangisi apa yang sudah tiada. Tetapi bangkitlah dan bina kembali apa yang telah hilang dan pergi. Kehidupan itu adalah suatu nikmat bagi orang yang menghargai dan menyadarinya.

Keluarga Mitra,
Kita sering nampak derita hari ini, tapi jarang ingat kebahagiaan untuk esok hari, jadi belajarlah untuk menghargai apa yg kita miliki hari ini, karena kita takkan dapat mencapai penghargaan untuk esoknya jika semuanya telah tiada…..
Janganlah pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan hidup yang terlalu sederhana membuat anda tidak memiliki kekuatan lebih. Padahal untuk meraih sesuatu memerlukan tantangan yang lebih besar. Tujuan hidup yang besar akan membangkitkan motivasi dan kekuatan tersendiri dalam hidup anda.

Keluarga Mitra,
Rasa cemas, waswas, ragu dalam melangkah adalah musuh keyakinan diri. Jika kita yakin akan berhasil dalam aktifitas apapun maka keraguan menjadi musuh utamanya. Keyakinan diri harus kita pupuk dan keraguan yang tidak beralasan harus kita musnahkan, jika tidak ingin energi kita tersedot oleh rasa waswas atau keraguan.
Semua pekerjaan mengandung resiko dan pengorbahan. Kalau hasil akhir yang kita inginkan adalah hasil yang cemerlang, maka yang perlu kita tanamkan ke dalam diri kita adalah perasaan yakin akan berhasil. Jadi, tidak hanya sekedar positive thinking, tapi juga positive feeling.
Keluarga Mitra,
Aneh! Kita seringkali menggantungkan keberhasilan dengan diam diri atau hanya menunggu situasi. Dan tidak membuat perubahan sama sekali.
Yang lebih ironis, kita berharap orang lain berubah sementara kita tidak pernah mau berubah. Suami ingin istri berubah menjadi seperti yang diimpikan, atau seorang istri ingin suaminya berubah menjadi suami idaman, orang tua berharap anaknya menjadi anak yang hebat. Ironisnya, kita hanya bersikap menunggu dan tidak melakukan apa-apa.
Perubahan hanya akan terjadi melalui proses belajar. Sikap untuk selalu mau belajar adalah satu-satunya sikap penting agar seseorang mencapai apa yang diinginkan. Dalam keadaan bagaimanapun seseorang memulai tangga kehidupannya, setiap orang yang mau belajar dan mau berkembang …. maka sesungguhnya ia sedang menaiki tangga keberhasilan.

Keluarga Mitra,
Ada orang berkata, "jangan jadi pemimpi!" Padahal hidup diawali dari mimpi. Masa depan dibentuk dari mimpi. Mimpi akan membentuk sikap optimis dan memotivasi diri mewujudkan apa yang kita impikan. Sungguh, orang-orang yang tidak punya daya juang tinggi, orang yang merasa lemah sepanjang hari, orang yang gampang putus asa, dan orang yang tidak mau maju, Mereka adalah orang-orang yang tidak mempunyai mimpi dan mereka adalah orang-orang yang takut membentuk mimpinya sendiri. Padahal mimpi adalah sebuah kekuatan yang dapat kita gunakan sebagai jembatan masa depan. Dan kita armada masa depan.....

Keluarga Mitra,
Berani hidup harus berani dewasa. Hidup ini memang tidak mudah, tetapi alangkah tidak mudahnya hidup tanpa keberanian menjadi dewasa.
Menjadi anak-anak adalah fase hidup. Tetapi menjadi dewasa adalah keberanian. Maka berani dewasa bukan urusan usia, tapi soal sikap. Berani dewasa adalah pilihan hidup yang tidak sederhana. Ini bukan semata soal bertambahnya usia. Tetapi berani dewasa adalah keputusan sikap, sudut pandang, pikiran, dan tindakan yang benar-benar didasarkan kepada kesadaran penuh. Kuncinya pada kematangan, kekuatan pijakan, tujuan akhir yang seterang matahari di puncak siang. Tentu ruh dasar dan fundamentalnya jelas-jelas iman.

Read More...