Rabu, 30 Desember 2009

Masjid-Masjid Yang Dulunya Gereja

From : www.hidayatullah.com

Masjid Didsbury

Masjid ini terletak di Burton Road, Didsbury Barat, Manchester. Gedung yang digunakan sebelumnya merupakan bekas gereja komunitas Metodis, yang bernama Albert Park. Gedung ini tergolong bangunan kuno, karena telah beroprasi sejak tahun 1883. Akan tetapi, pada tahun 1962 gereja ditutup, dan beralih menjadi masjid dan islamic center. Masjid ini, kini mampu menampung 100 jama’ah, dan yang bertanggung jawab sebagai imam dan khatib hingga kini adalah Syeikh Salim As Syaikhi.



Masjid Sentral Wembley

Masjid ini terletak di jantung kota Wembley, dekat dengan Wembley Park Station. Daerah ini memiliki komunitas Muslim besar dan banyak toko Muslim yang berada di sekitarnya. Gedung masjid ini sebelumnya juga merupakan bekas gereja. Walau sudah terpasang kubah di puncak menaranya, tapi kekhasan bangunan gereja masih nampak jelas. Dengan demikian, siapa saja yang melihatnya, akan mengetahui bahwa bangunan itu dulunya adalah gereja.
Selian masjid-masjid di atas, sebuah gereja bersejarah di Southend juga sudah dibeli oleh Masjid Jami’ Essex dengan harga 850 ribu pound sterling. Gereja dijual, karena jama’ah berkurang, sehingga kegiatan peribadatan dipusatkan di Bournemouth Park Road. Konseskwensinya, gereja ini sudah tidak beroprasi sejak tahun 2006 lalu. Rancananya gereja akan dijadikan apartemen, tapi gagasan itu ditolak oleh Dewan Southend. Akhirnya, gereja kosong itu dibeli oleh komunitas Muslim yang tinggal di kota itu, yang juga sedang membutuhkan tempat untuk melaksanakan ibadah.
Saat itu jumlah komunitas ini mencapai 250 orang, “gereja bekas” itu merupakan tempat yang sesuai, karena mampu menampung 300 jama’ah. Tidak banyak dilakukan perubahan pada bentuk bangunan yang telah berumur 100 tahun lebih itu, hanya perlu menambah tempat untuk berwudhu dan sebuah menara. (selesai)

Read More...

Masjid-Masjid Yang Dulunya Gereja

From : www.hidayatullah.com

Masjid Brent

Terletak di Chichele Road, London NW2, dengan kapasitas 450 orang, dan dipimpin oleh Syeikh Muhammad Sadeez. Awalnya, bangunan itu merupakan gereja. Hingga kini ciri bentuknya tidak banyak berubah. Hanya ditambah kubah kecil berwarna hijau di beberapa bagian bangunan dan puncak menara.



Masjid New Peckham

Didirikan oleh Syeikh Nadzim Al Kibrisi. Terletak di dekat Burgess Park, tepatnya di London Selatan SE5. Kini masjid ini berada di bawah pengawasan Imam Muharrim Atlig dan Imam Hasan Bashri. Sebelumnya, gedung masjid ini merupakan bekas gereja St Marks Cathedral.bersambung

Read More...

Senin, 28 Desember 2009

Masjid-Masjid Yang Dulunya Gereja


From : www.hidayatullah.com 26/12/09

Di Peace Street 20 Bolton, berdiri sebuah gedung besar berkubah yang amat berwibawa, yang lengkap dengan menara. Tempat itu ramai dikunjungi warga Bolton, terutama yang memeluk Islam, bahkan tiap pekannya, ribuan umat Islam hadir di tempat ini, guna melaksanakan shalat Jumat. Gedung itu tidak lain adalah Masjid Zakariyya.


Sejarah berdirinya masjid itu, bukanlah kisah yang singkat. Kala itu antara tahun 1965 hingga 1967 umat Islam Bolton dan Balckburn belum memiliki tempat permanen untuk melaksanakan shalat. Untuk melakukan shalat Jumat saja, mereka melaksanakannya di The Aspinal, sebuah diskotik dan tempat dansa yang digunakan di malam hari, sedang siangnya di hari Jumat tempat itu dibersihkan para relawan guna dijadikan sebagai tempat melaksanakan shalat Jumat.
Karena jumlah jama’ah semakin bertambah, maka diperlukan tempat besar yang permanen. Dan dimulailah pencarian bangunan yang bisa digunakan sebagai masjid sekaligus islamic center. Pada tahun 1967, ada penawaran pembelian gedung bekas gereja komunitas Metodis, yang terpaksa dijual karena terbakar. Dengan dana sebesar 2750 pound sterling dari komunitas Muslim lokal, akhirnya bangunan itu menjadi milik umat Islam. Bangunan itulah yang kini disebut Masjid Zakariyya itu.
Tidak hanya Masjid Zakariyya, beberapa masjid Inggris pun memiliki kisah yang hampir sama dengan kisah masjid kebanggan Muslim Bolton itu, yakni sama-sama berasal dari gereja yang dijual, baik karena kehilangan pengikut, atau karena sebab lainnya. Berikut ini masjid-masjid yang dulunya merupakan gereja:

Masjid Jami’ London
Tempat ibadah ini juga dikenal dengan sebutan masjid Brick Lane, karena posisinya di Brick Lane 52. Bangunan berdinding bata merah itu, merupakan masjid terbesar di London, yang mampu menampung 4000 jama’ah. Walau demikian luas, masjid ini belum bisa menampung seluruh anggota jama’ah shalat Jumat, hingga sering kali jama’ah meluber ke jalan raya. Mayoritas anggota jama’ah merupakan keturunan Banglades, hingga wilayah tersebut disebut Banglatow.

Masjid ini memiliki sejarah yang sangat unik dan panjang. Awalnya, bangunan yang didirikan sejak tahun 1743 ini adalah gereja Protestan. Dibangun oleh komunitas Huguenot, atau para pemeluk Protestan yang lari dari Prancis untuk menghindari kekejaman penganut Katolik. Akan tetapi, karena jama’ahnya menurun, maka gereja ini dijual.
Di tahun 1809, bangunan ini digunakan masyarakat London untuk mempromosikan Kristen kepada para pemeluk Yahudi, dengan cara mengajarkan Kristen dengan akar ajaran Yahudi. Tapi, program ini juga gagal. Dan bangunan diambil oleh komunitas Metodis pada tahun 1819.

Komunitas Metodis cukup lama “memegang” gereja ini. Walau demikian, pada tahun 1897, tempat ini diambil oleh komunitas Ortodok Independen dan berbagi dengan Federasi Sinagog yang menempati lantai dua.
Tapi tahun 1960-an komunitas Yahudi menyusut, karena mereka pindah ke wilayah utara London, seperti Golders Green dan Hendon, sehingga bangunan ditutup sementara, dan hal itu berlanjut hingga tahun 1976. Setelah itu gedung itu dibuka kembali, dengan nama barunya, Masjid Jami’ London. bersambung

Read More...

Kamis, 24 Desember 2009

Hati-Hati Gigit Jarum Pentul Saat Pasang Kerudung


From : www.okezone.com 24/12/09

PAMEKASAN - Siti Romlah, siswi kelas 10 SMKN 3 Pamekasan ini harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, setelah secara tidak sengaja menelan jarum pentul.
Romlah pun tidak bisa berbicara karena tenggorokannya sakit akibat tusukan jarum pentul. Saat memberikan keterangan soal kondisinya, ia hanya bisa menulis di kertas atau menggunakan bahasa isyarat.


Peristiwa ini berawal saat Romlah hendak memperbaiki kerudung yang dikenakannya. Ia pun melepas jarum pentul di kerudungnya dan mengigit jarum pentul itu dengan bibit. Tiba-tiba jarum pentul itu tertelan dan tersangkut di tenggorokan. Kini pihak rumah sakit tengah berupaya mengambil jarum pentul yang tersangkut itu.
"Sebelum melakukan tindakan itu, kita itu pertama harus melakukan foto rontgen dulu untuk melihat di mana keberadaan jarum tersebut," kata Iri, salah satu dokter RSUD Pamekasan.
Penggunaan jarum pentul agar tampilan kerudung tampak rapi tak ada salahnya, kecerobohanlah yang bisa menyebabkan kasus jarum pentul tertelan ini terjadi karenanya berhati-hatilah.

Read More...

MUI Desak KY Periksa Hakim Perkara Ganti Kelamin



From : www.okezone.com 24/12/09

JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendesak Komisi Yudisial (KY) memeriksa hakim Pengadilan Negeri Batang, Jawa Tengah, yang telah mengabulkan permohonan Agus Widiyanto (30), mengubah jenis kelaminnya dari laki-laki menjadi wanita bernama Nadia Ilmira Arkadea.


MUI juga meminta aparat penegak hukum mendalami kasus ini, termasuk memintai keterangan pelaku operasi kelamin. “Para hakim yang memutuskan perlu ditelusuri lebih lanjut. Karenanya kami minta KY memeriksa para hakim tersebut,” kata Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni’am Sholeh di Jakarta.
Lebih jauh MUI juga meminta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Departemen Kesehatan (Depkes) agar menindak pihak tenaga medis dari rumah sakit dr Soetomo, Surabaya, yang melakukan operasi ganti kelamin.
Menurut Ni’am, tindakan melakukan operasi ganti kelamin yang dilakukan tenaga medis (dokter) jelas bertentangan dengan Kode Etik Kedokteran dan hukum agama. Dia yakin kode etik kedokteran yang ada saat ini tidak bertentangan dengan hukum agama, mengingat Kode Etik Kedokteran ini tunduk pada nilai-nilai moral dan hukum yang berlaku. “Harusnya dokter tahu soal kode etik ini,” katanya.
Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI KH Ali Musthofa Ya’kup menegaskan, mengganti jenis kelamin haram hukumnya. Dalam agama Islam, jenis kelamin hanya ada dua: laki-laki dan perempuan.
“Seseorang dikatakan laki-laki atau perempuan ditentukan hanya berdasarkan jenis kelamin, bukan dilihat dari fisiknya maupun psikologi, bukan pula dari penampilan dan sebagainya,” katanya. Ganti kelamin diperbolehkan dalam Islam sepanjang untuk melakukan penyempurnaan. Misalnya ada orang yang berkelamin ganda, tapi dari dua alat kelamin tersebut yang berfungsi alat kelamin laki-laki, maka dia tetap sebagai laki-laki. “Nah, kalau orang yang seperti ini ingin menyempurnakan sifat ‘kelakilakiannya’, maka boleh dalam agama Islam. Begitu juga sebaliknya,” katanya.
Jika ada orang yang terlahir laki-laki dengan memiliki alat kelamin laki-laki kemudian ingin diganti menjadi alat kelamin perempuan, itu hukumnya haram. “Khusus kasus Agus Widiyanto (Nadia), kalau memang dia terlahir sebagai laki-laki dan alat kelamin yang berfungsi kelamin laki-laki, maka hukumnya haram bagi Nadia untuk melakukan operasi,” katanya.
Ali kemudian mengungkapkan bahwa kasus seperti ini bukan lagi kasus yang baru, mengingat pernah terjadi pada 1970-an. “Tahun 1970-an pernah ada di Jakarta. Saat ini hakim mengabulkan pergantian status kelamin dari laki-laki menjadi perempuan. Awalnya namanya Vivian Rubianto kemudian diubah menjadi Vivian Rubianti. Jadi ini bukan hal baru,” katanya.
Anggota Komisi Yudisial (KY), Zainal Arifin, saat dikonfirmasi mengenai putusan PN Batang, mempertanyakan alasan hakim mengabulkan permohonan.
Menurutnya, sudah seharusnya hakim mencantumkan pasal-pasal apa saja dan menjelaskan dasar hukum yang mengatur perkara pergantian jenis kelamin. “Kalau sekiranya pasal yang dicantumkan tidak tepat, itu namanya hakim tidak benar dan harus ditindak,” kata Zainal.
Zainal mengaku KY hingga kini belum mengetahui secara pasti kasus pergantian jenis kelamin tersebut. Walau begitu dia tetap berjanji akan segera mempelajari, untuk selanjutnya melakukan tindakan terhadap hakim yang bersangkutan. “Yang pasti kami akan pelajari dulu. Apalagi MUI sudah mengeluarkan sikap begini,” katanya.
Di pihak lain, Humas PN Batang menegaskan bahwa PN Batang berani mengabulkan permohonan Nadia berdasarkan landasan hukum. Meski tidak dikenal di KUHP, PN mengabulkan permohonan ganti kelamin berdasarkan UU Hak Asasi Manusia. Undang-undang ini bisa digunakan karena sudah disepakati masyarakat internasional. Prof Djohansjah Marzoeki, yang dikonfirmasi soal sikap MUI, menandaskan bahwa dia melakukan operasi ganti kelamin semata-mata untuk meringankan derita manusia. “Ada yang menderita karena mengalami transeksual. Jadi ada manusia yang merasa badan tidak sesuai dengan perasaannya atau sebaliknya merasa perasaannya tidak sesuai badannya,” kata ahli bedah plastik dari RSU dr Soetomo ini kemarin.
Djohansjah yang mengoperasi Nadia 2005 silam mengaku baru akan mau melakukan operasi pergantian kelamin jika pasien mengalami kondisi tersebut. Jika tidak mengalami hal itu dia akan tegas menolak. Djohansjah juga mendasari tindakannya dengan indikasi dan kontraindikasi. ”Selama diperbolehkan dan tidak dilarang, dokter boleh melakukan suatu operasi,” ujarnya.
Saat ditanya apakah hal itu tidak melawan takdir? Dengan nada tinggi Djohansjah menjawab bahwa tindakan yang dia lakukan adalah meringankan penderitaan orang lain.
”Setelah operasi dia semakin menderita atau senang. Itu moral tinggi bukan?” katanya balik bertanya. Menolong penderita transeksual bagi Djohansjah merupakan perbuatan dengan etika moral tinggi. Terkait fatwa MUI, Prof Djohansjah menyatakan tidak ada masalah. “MUI tahun berapa itu? Dulu tidak apa-apa,” jawabnya. Selain itu, kedokteran tidak ikut campur dalam urusan MUI karena tidak ada kaitannya. “MUI itu untuk umatnya. Kalau kedokteran itu berpijak pada Etika Kedokteran, Undang-Undang Kedokteran, dan sebagainya.Tidak ikut-ikut MUI,” balas Prof Johansyah.
Nadia Gelar Tasyakuran
Sehari setelah disahkan PN Batang sebagai perempuan, Nadia Ilmira Arkadea (30), langsung menggelar tasyakur kemarin. Bertempat di kediaman Handoko Wibowo, seorang pengacara, di Cepoko Tumbrep, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Nadia menyajikan kue tar dan beberapa aneka makan ringan untuk tetangga dan koleganya.
Sepanjang acara Nadia yang mengenakan baju merah muda itu terlihat semringah. Apalagi banyak tetangga, termasuk di antaranya anak-anak, turun meramaikan tasyakuran. Dengan status baru ini Nadia merasa lebih diterima masyarakat. Saat masih menjadi waria dia merasa dipandang masyarakat sebelah mata.

Read More...

Rabu, 23 Desember 2009

Arus Dunia Itu Begitu Kuat


Tak satu pun orang yang mau merugi. Tak mungkin ada orang yang senang memperoleh kesengsaraan dan penderitaan. Apalagi bila kerugian, kesengsaraan dan penderitaan itu sifatnya abadi dan selama-lamanya. Tak ada juga orang yang menolak kesempatan hidup senang dan penuh kenikmatan. Apalagi bila keuntungan, kesenangan dan kenikmatan itu bersifat abadi.


Ya. Inilah yang diuraikan oleh imam Ibnul Qayyim rahimahullah, “Bagaimana orang yang berakal mau menjual syurga dan segala isinya dengan nafsu syahwat yang kenikmatannya hanya sebentar?”
Alangkah indahnya komentar seorang zahid Yahya bin Muadz tentang hal ini saat ia mengatakan, “Pembangkangan terhadap Allah itu tidak mulia dan mengutamakan dunia atas akhirat itu adalah tidak bijaksana. Maksudnya adalah karena orang yang hina dan bodoh saja yang selalu melihat pada masalah syahwat saja, tapi tidak pada akibat yang ditimbulkannya.
Jangan terjebak jatuh mengikuti daya tarik duniawi yang memang sudah sangat menggiurkan itu. Ingatlah, bahwa yang akan lenyap itu disegerakan pemberianya oleh Allah SWT. Dunia itu tidak abadi, dan orang yang memilihnya dengan mengabaikan keakhiratan, bias saja diberikan oleh Allah sebagian kenikmatannya. Tapi hal itu akan berakibat mengharamkan kelezatan akhirat yang abadi.
Syaikhul Muhammad Al-Maraghi rahimahullah mengomentari firman Allah SWT. “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan sekarang (duniawi) maka Kami segerakan aginya kehidupan di dunia itu apa yang Kami kehendaki, bagi orang yang Kami kehendaki, dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam, ia akan memasukinya dalam keadaan tecela dan terusir.” (QS. Al-Isra: 18)
Menurutnya yang dimaksud ayat tersebut adalah orang yang menginginkan dunia yang segera. “Untuk dunia ia bekerja dan berusaha, untuk dunia ia berharap, tidak yakin dengan hari akhir, ia tidak mengharap pahala, tidak takut pada hukuman Allah atas apa yang ia kerjakan. Allah SWT. Akan berikan bagiannya di dunia sebagaimana Allah kehendaki dari keluasan rizki, dan keluasan penghidupan. Kemudian Allah tempatkan ketika ia sampai diakhirat jahanam dalam kondisi tercela karena ia sedikit bersyukur dan karena keburukan amalnya.” (Tafsir Al-Maraghi, 5/27)
Abu Hazim juga yang mengatakan, “Kenikmatan Allah dalam bentuk menghindarkanku dari dunia lebih utama daripemberian-Nya dalam urusan dunia. Karena aku melihat Allah SWT. Memberikan dunia kepada suatu kaum, tapi kemudian kaum itu hancur.” (Siyar A’lam Nubala, 6/985)
Mari kuatkan pegangan tangan kita pada tali iman. Karena tarikan dunia sungguh-sungguh menawan dan mampu menarik kita untuk mengikuti arusnya yang semakin deras Betapa banyak waktu yang telah kita gunakan untuk kepentingan duniawi, ketimbang kepentingan akhirat. Mengena sekali ungkapan seorang tabiin yang bernama Aun bin Abdillah, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kami mereka menjadikan dunia sebagai sisa dari kepentingan akhirat mereka, sementara kalian menjadikan akhirat sebagai sisa dari kesibukan dunia kalian.” (Shifatu Shafwan, 3/101)
Kenali dan sadarilah bahayanya arus dan tarikan dunia. Insafilah bahwa dunia itu memang penuh badai fitnah yang bias menghancurkan hidup seseorang. Jika kita terus menerus lalai dari akhirat dan membeli dunia dari mengorbankan akhirat, maka kita sungguh berada dalam bencana dan ancaman bahaya yang sangat besar. Menyeret kepada kemaksiatan yang mngkin menjadi penutup usia yang Allah berikan selama ini. “Ya Allah lindungi kami dari akhir hidup yang buruk…”
Zainal Abidin Ali bin Al-Husain pernah ditanya, “Siapakah orang yang paling terancam bahaya?” Ia mengatakan, “Yang melihat dunia sebagai bahaya untuk dirinya.” (Uyun Akhbar, 2/230)
Lari dari dunia tidak berarti meninggalkan dunia secara keseluruhan dan kemudian membiarkannya dikuasai orang-orang penghamba nafsu untuk digunakan semau mereka. Sementara kita memilih miskin dari kaya. Lari dunia berarti tidak menjadikan dunia cita-cita akhir dalam idup. Tidak menempatkan dunia diatas kepentingan akhirat. Tidak menyediakan aktivitas untuk dunia dengan mengabaikan aktivitas untuk akhirat. Dunia yang tidak menyibukkan kita dari ibadah kepada Allah SWT. Yang menciptakan kita untuk beribadah. Setidaknya ada dua hal yang penting kita garis bawahi dari firman Allah SWT. Surat Al-Isra ayat 18, tentang pilihan orang yang jatuh pada dunia. Meski dalam ayat itu Allah menyebutkan akan memberi dunia kepada orang yang menghendaki kesegeraannya di dunia, tapi pemberian itu terikat dengan dua syarat:
Pertama, Allah sebutkan pemberian itu adalah sebatas “maa nasyaa” yang artinya sebatas yang Allah kehendaki untuk disegerakan. Bukan sebagaimana kehendak orang yang menginginkannya. Karena itu kita juga banyak melihat orang yang menghendaki kesegeraan kenikmatan harta didunia pun tidak memperoleh apa yang ia inginkan sepenuhnya.
Kedua, firman Allah itu juga diiringi dengan ungkapan “liman nuriidu” yakni kepada siapa yang kami kehendaki. Artinya, tidak semua orang juga yang memperoleh itu kecuali yang Allah kehendaki (Tafsir Al-Maraghi, 5/27)
Maka, jelas-jelas merugilah orang yang menghibahkan hidupnya hanya untuk dunia. Karena belum tentu ia memperoleh kenikmatan yang di ingini, tapi ia dijamin dengan kesengsaraan yang tiada terkira.

Read More...

Selasa, 22 Desember 2009

Pendeta Dorong Umatnya Mengutil


From:www.okezone.com 22/12/09

YORK - Anjuran seorang pendeta di York, Inggris sedikit nyeleneh dari biasanya. Tim Jones, pendeta Gereja Saint Lawrence menganjurkan warga miskin untuk mengutil di toko.
Tentunya anjuran pendeta ini menimbulkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat. Namun pendeta berusia 42 tahun tersebut menilai pencurian oleh warga miskin diperbolehkan sebagai kompensasi atas perilaku masyarakat yang seringkali mengabaikan orang yang sedang mengalami kesusahan di sekitar mereka. Demikian diberitakan The Sun, Selasa (22/12/2009).


Dalam kotbah di depan jemaah gereja tersebut, Pendeta Jones juga beranggapan jika kehidupan menjadi amat sulit bagi warganya yang baru keluar dari penjara. "Saya anjurkan untuk mengutil di toko. Tetapi lakukan hal tersebut di toko besar dan jangan ambil melebihi dari yang dibutuhkan." ucap sang pendeta kepada jemaahnya.
Pendeta tersebut meyakini jika mengutil jauh lebih baik daripada melakukan kejahatan yang lebih besar, seperti prostitusi atau perampokan disertai kekerasan.
Alhasil para pemilik toko langsung bereaksi keras atas anjuran pendeta tersebut. Seorang pemilik toko Babs Fitzpatrick, mengaku tak habis pikir mengapa seorang pendeta bisa menganjurkan sebuah solusi menyesatkan kepada umatnya.
Nampaknya anjuran pendeta dua anak ini langsung dipatuhi oleh umatnya. "Beberapa hari lalu seorang pria masuk ke toko, kemudian dia mengambil sebotol vodka dan langsung keluar dengan santainya," komentar Jasmine Swan seorang asisten pemilik toko.
Bukan hanya pemilik toko, pemuka gereja Anglican York, Richard Seed juga melontarkan keberatannya atas anjuran Pendeta Jones. Menurutnya gereja Inggris tidak menganjurkan umatnya untuk melanggar hukum apapun. Seed juga menyebutkan jika mengutil bukan satu cara untuk mengatasi kesulitan hidup.

Read More...

Bocah 4 Tahun Minur Bir, Kemudian Merampok


From : www.okezone.com/18/12/09

OHIO - Bocah laki-laki berusia empat tahun, dituduh mencuri hadiah natal di rumah tetangganya. Parahnya lagi bocah itu ditangkap sambil menggenggam sebotol bir ditangannya.


Kisah Hayden Wrigth (4) nampaknya menjadi contoh miris seorang bocah kecil yang seharusnya masih berkutat dengan dunia mainan, sementara dirinya sudah berurusan dengan hukum. Dirinya ditemukan dalam keadaan mabuk, setelah menenggak satu botol bir dengan mengenakan pakaian gadis kecil.
Hayden ditemukan di pinggir jalan kota kecil Hamilton, Ohio, Amerika Serikat pada pukul 1:45 pagi waktu setempat, saat itu ibunya April Wright, sadar jika anaknya sudah tidak ada ditempat tidur.
April yang sedang mengurus perceraiannya dengan sang suami, mengaku telah memasang semua alat pengamanan dipintu rumahnya. Namun Hayden berhasil keluar dari rumah, bahkan membawa sebotol bir milik kakeknya. Ibu muda yang berusia 21 tahun itu, mengira jika anaknya mencoba mencari ayahnya keluar rumah.
"Ia sengaja mencari masalah hingga bisa dipenjara, karena ayahnya kini sedang dalam masa penahanan di penjara." ucap April Wright seperti dikutip AFP, Jumat (18/12/2009).
Sepanjang jalan Hayden sempat menekan bel rumah tetangganya yang melihatnya menggenggam sebotol bir.
Namun tingkah bocah tersebut tidak berhenti sampai disitu, ia kemudian masuk kerumah salah satu tetangganya yang kebetulan tidak dikunci. Hayden mencuri lima hadiah natal yang diletakan di bawah pohon natal tetangganya.
Saat ia ditangkap oleh polisi, bocah tersebut diketahui mengenakan sebuah pakaian gadis kecil dari salah satu hadiah yang ia curi tersebut.
Setelah polisi berhasil mengamankannya, bocah produk keluarga berantakan tersebut terpaksa dilarikan ke rumah sakit akibat konsumsi alkohol yang berlebihan untuk anak berusia empat tahun. Kini anak tersebut telah kembali ke pangkuan ibunya, setelah sebelumnya berada dalam program pengawas anak-anak.

Read More...

Hari Ibu?

Apa komentar Anda tentang gambar ini?


Read More...

Dhawuh Panampi Lamaran (khitbah)


Assalamualaikum wr.wb. dst. amma ba'du.
Nuwun, kulanuwun. Dhumateng panjenenganipun Bapa A ingkang piniji hangembani wuwus, mangka duta saraya sulih sarira saking panjenenganipun Bapa X sekalihan ingkang pantes katuran sagunging pakurmatan.


Kanthi linambaran trapsila ing budi miwah ngaturaken sewu agunging aksama, inggih awit saking mradapa keparengipun Bapa Y sekalihan garwa, kawula piniji minangka talanging basa, kinen hanampi menggah wosing gati lekasing sedya ingkang luhur saking panjenenganipun Bapa X sekalihan lumantar panjenenganipun Bapa A.
Minangka purwakaning atur, ngaturaken sugeng rawuh saha ngaturaken gunging panuwun ingkang tanpa pepindhan dene lampah panjenengan sampun kasembadaning karya, kanthi wilujeng nirbaya nirwikara boten wonten pringga bayaning marga.
Sanget katampi kanthi bingahing manah, atur salam taklim saking panjenenganipun badhe kadang besan lumantar panjenengan kawula tampi, salajengipun dhumawaha sami-sami.
Wondene atur pasrah paringipun sarana jejangkeping salaki rabi, kawula tampi kanthi suka bingahing manah. Ing salajengipun, mangke badhe kawula aturaken wonten ngarsanipun Bapa Y sekalihan garwa. Mboten kekilapan panjenenganipun Bapa Y sekalihan garwa namung ngaturaken agenging panuwun menggah sadaya peparinganipun badhe kadang besan sutresna, pratandha yekti kasoking katresnan dhumateng Bapa X sekalihan, mugi dadosa sarana raketing kekadangan, sami-sami netepi darmaning sepuh anggennya ngentas pitulus putra pinaringan raharja mulya.
Namung semanten panampi saking Bapa Y sekalihan garwa lumantar kawula, ngaturi uninga bilih menawi sampun dumugi wahyaning mangsa kala tumapaking ijab utawi panggih, kasuwun panjenenganipun Bapa X sekalihan wontena suka lilaning penggalih hanjenengi paring pudyastuti murih rahayuning sedya.
Minangka pungkasaning atur, hambok bilih wonten kuciwaning bojakrami anggen Bapa Y sekalihan garwa hanampi menggah ing rawuhipun panjenengan sami, mugi lumeberna sih samudra pangaksami. Semanten ugi, kawula minangka talanging basa, hambok bilih wonten gunyak-gunyuking wicara miwah kiranging subasita ingkang singular ing reh tata krama, kupat janure klapa menawi lepat nyuwun pangaksama. Nuwun.

Read More...

Senin, 21 Desember 2009

Dhawuh Pangandika Lamaran (khitbah)


Assalamualaikum wr.wb dst, amma bakdu.
Nuwun, kulanuwun. Panjenenganipun para pepundhen, para sesepuh, para pinisepuh ingkang hanggung mastuti dhumateng pepoyaning kautamen, ingkang pantes pinundhi-pundhi saha kinabekten. Para tamu kakung sumawana putri ingkang dahat kalingga murdaning akrami.
Kanthi pepayung budi rahayu saha hangunjukaken raos suka syukur dhumateng Gusti Allah, mugi rahayuha sagung dumadi tansah kajiwa lan kasalira dhumateng panjenengan sadaya hangluberna dhumateng kawula.


Amit pasang aliman tabik, mugi tinebihna ing iladuni myang tulak sarik, dene kawula cumanthaka sowan mangarsa hanggempil kamardikan panjenengan ingkang katemben wawan pangandikan. Inggih awratipun hamestuti jejibahan luhur, kawula minangka duta saraya sulih sarira saking panjenenganipun Bapa X sekalihan.
Panjenenganipun Bapa Y sekalihan garwa ingkang pantes katuran sagunging pakurmatan, kawula minangka duta saraya sulih sarira saking panjenenganipun Bapa X sekalihan, ingkang sepisan: ngaturaken salam taklim mugi katur wonten ngarsa panjenengan, sumarambah para kulawarga samudayanipun.
Jangkep kaping kalih, ing nguni sampun wonten pirembagan ing antawisipun Bapa X sekalihan ingkang hanggadahi putra kakung kekasih pun Bagus Harits….(hehehehe) kaliyan Bapa Y sekalihan garwa ingkang hanggadahi putra sesilih Rr ….(sembarang wis hehehehe ... ). Gumolonging pirembagan nedya hangraketaken balung pisah daging arenggang, bebasan ngebun-ebun enjang anjejawah sonten, ndhodhok lawang sumedya nginang jambe suruhe, kanthi atur mekaten karana sampun jumbuh anggenipun pepetangan saha sampun manunggal cipta, rasa miwah karsa, ingkang punika saking agenging manah panjenenganipun Bapa X sekalihan anggenipun katampi panglamaranipun pramila ing kalenggahan punika ngaturaken sarana miwah upakarti minangka jangkeping tatacara salaki rabi. Wondene ingkang badhe kaaturaken wonten ngarsanipun Bapa Y sekalihan garwa inggih punika:
Sanggan saha majemuk ingkang sampun wonten wujudipun, kanthi pangajabing sedya dadosa sarana sahipun sesanggeman miwah raketing kekadangan, saenggo mboten saged pisah salami-laminipun.
Kasoking katresnan Bapa X sekalihan dhumateng Bapa Y sekalihan garwa, ing mriki badhe ngaturaken malih ageman ingkang awujud rasukan sapengadhek, ing pangajab minangka agemanipun calon penganten putri.
Mboten kekilapan Bapa X sekalihan ngaturaken redana wujudipun arta, kenginga damel ngentheng-enthengi anggenipun Bapa Y sekalihan garwa netepi darmaning sepuh hamiwaha putra mahargya siwi.
Kejawi punika panyuwunipun Bapa X sekalihan, ing benjang menawi sampun dumugi titi wanci tumapaking gati, mugi calon penganten kaijabna saha kapanggihna anut satataning adat widhiwidana ingkang sampun lumampah wonten ing mriki.
Minangka pungkasaning atur, hambok bilih Bapa X sekalihan anggenipun ngaturaken sarana dalah upakarti wonten kekiranganipun, mawantu-wantu nyuwun agenging samodra pangaksami. Semanten ugi kawula minangka sulih sarira saking panjenenganipun Bapa X sekalihan, menawi wonten gunyak-gunyuking wicara cawuh kliruning basa kisruhing paramasastra miwah kiranging subasita ingkang singlar ing reh tata krama, kawula nyuwun sihing samodra pangaksama. Nuwun.

Read More...

Pranata Adicara Pawiwahan Temanten


Miyosipun temanten putri
Wahyaning mangsangkala apan wus dungkap titi laksitaning adicara. Rehning kados2 putra temanten putri anggenipun hanglulur salira hangelus wadana miwah hangadi busana sampun paripurna. Sumangga kita tumapak ing adicara minangka purwakaning pahargyan, nun inggih sowanipun putra temanten putri mijil saking tepas wangi manjing ing madyaning sasana rinengga. Wondene ingkang hanganti sowanipun sri atmaja temanten putri nun inggih panjenenganipun Ibu …A… saha Ibu …B.. . Hambok bilih sampun samekta ing gati murih rahayuning sedya kawula sumanggaken dhumateng para2 ingkang piniji. Miyosipun putra temanten putri binarung ungeling Ketawang Sekarteja laras slendro pathet manyura. Sumangga, nuwun.



Badhe methuk
Panjenenganipun para tamu kakung sumawana putri ingkang satuhu luhuring budi. Kawistingal sri atmaja temanten putri sampun lenggah anggana raras, tegesipun lenggah piyambakan saperlu nyenyadhang tumuruning Wahyu Jodho. Tanggaping sasmita risang duta pamethuk nun inggih panjenenganipun Bapa ……A…. saha Bapa ……B… mangka angayahi jejibahan luhur, kepareng badhe medal pasilan tumuju dhumateng peleremanipun putra temanten kakung. Humiyating risang duta pamethuk kabiwadha ungeling Ladrang Kapang2 laras pelog pathet nem. Sumangga, nuwun.

Jengkaring putra temanten kakung
Sanggya para tamu kakung sumawana putri, mangkana lampahing risang duta pamethuk putra temanten kakung sampun dumugi sasana ingkang tinuju, nulya hanjengkaraken putra temanten kakung. Jengkaring putra temanten kakung ginarubyuk para kadang wandawa, binarung ungeling Ladrang Wilujeng laras pelog pathet barang. Sumangga, nuwun.

Badhe pasrah
Wus samekta ing gati, nun inggih sri atmaja temanten kakung sampun jumeneng sangajenging wiwara pawiwahan, kepareng badhe hanetepi upacara pasrah. Cucuking cundaka ingkang dipun sarirani panjenenganipun Bapa C miwah pengapiting putra temanten kakung panjenenganipun Bapa …B….. saha Bapa ……A…. kados sampun samekta, kepareng badhe masrahaken risang pinanganten kakung dhumateng ngarsanipun Bapa Y ingkang kalenggahan mangke badhe dipun sarirani panjenenganipun Bapa D. Wondene ingkang kepareng hanjajari panjenenganipun Bapa ……E…. saha Bapa …F…. Ing salajengipun, dhumateng panjenenganipun para2 ingkang piniji, sasana saha swasana kawula sumanggakaken. Sumangga, nuwun.

Badhe nampi
Satuhu tatas titis wijang gamblang cetha trewaca tumata datan tumpang suh, atur pangandikanipun risang cundaka hamasrahaken pinanganten kakung. Salajengipun, Bapa D talanging basa Bapa Y kepareng badhe hanampi sang pindha narendra. Ing wasana, sasana saha swasana kawula sumanggakaken. Sumangga, nuwun.

Badhe panggih
Wus paripurna pasrah-panampining putra temanten kakung kanthi wilujeng nirbaya nirwikara. Para tamu kakung sumawana putri, wus dumugi wahyaning mangsakala laksitaning upacara panggih anut satataning adat widhiwidana ingkang sampun sinengker. Wondene para paraga ingkang piniji nun inggih: Ingkang mratitisaken panggih putra temanten panjenenganipun Ibu …C…… Ingkang hanganti temanten kakung Bapa …E….. dalasan Bapa …F…. Ingkang nyamektakaken uba rampening panggih Ibu …A…. saha Ibu …B… Dhumateng sanggya para tamu, keparenga jumeneng sawetawis saperlu paring puji pangestu dhumateng panggihing temanten. Awit saking panjurung pangestu panjenengan sami, mugi upacara panggih punika kalis ing rubeda nir ing sambekala. Rahayuning sedya kasumanggakaken dhumateng panjenenganipun para2 ingkang piniji. Panggihing temanten kabiwadha ungeling gangsa Kodok Ngorek kalajengaken Ketawang Larasmaya laras pelog pathet barang. Sumangga, nuwun.

Badhe krobongan
Tinon wus paripurna upacara panggih, satuhu trep pindha curiga panggih kaliyan warangka. Bebasan getih rong tetes, daging rong tempel, balung rong ceklek, samangka wus manunggal dadya sajuga. Sang jejaka miwah sang kenya mangkya wus manunggal ing karep, nunggal sedya, nunggal tekad, nunggal ati, nunggal raga, nunggal jiwa. Paraning sedya ninggal alam jejaka miwah kenya, saperlu sesarengan lelayaran ing samodraning gesang, angayahi darmaning kodrat. Jejering gesang kedah jejodhohan minangka sarana nangkaraken wiji kinarya lestarining tumuwuh.
Para tamu kakung sumawana putri, ngancik adicara salajengipun nun inggih upacara krobongan anut satataning adat widhiwidana ingkang sampun lumampah. Upacara krobongan punika antawisipun: timbangan, kacar-kucur, dulangan saha ngunjuk rujak degan. Wondene ingkang badhe mratitisaken lampahing upacara krobongan nun inggih panjenengnipun Ibu ……C…….. Dhumateng ingkang tinanggenah, wekdal saha papan kawula sumanggakaken. Lampahing upacara krobongan binarung ungeling Ladrang Sri Widodo laras pelog pathet barang. Sumangga, nuwun.

Badhe rawuhipun besan
Panjenenganipun para tamu kakung sumawana putri ingkang satuhu luhuring budi, madyaning suka ing kalenggahan punika boten kekilapan kadang besan sutresna nun inggih yayah rena putra temanten kakung, lekasing sedya ugi nderek mangayubagya keparengipun Bapa Y ingkang hamiwaha putra mahargya siwi, manjing wonten sasana pawiwahan, ginarubyuk sagunging para Kadang Santana. Rawuhipun gya pinapag saha ingacaran panjenenganipun BI ……A…. lajeng kalarapaken saha katampi panjenenganipun BI Y. Menggah rawuhipun kadang besan kabiwadha ungeling Ladrang Tirta Kencana laras pelog pathet nem. Sumangga, nuwun.

Badhe upacara sungkem
Sanggya para tamu, kadang besan sutresna panjenenganipun Bapa Ibu X sampun lenggah aben ajeng kaliyan panjenenganipun Bapa Ibu Y wonten sasana ingkang sampun sumadya, keparenging sedya badhe hanampi sungkeming putra temanten sarimbit. Dumateng para2 ingkang piniji rahayuning sedya kasumanggakaken. Tumapaking adicara sungkeman binarung ungeling Ladrang Mugi Rahayu laras slendro pathet manyura (= Sekar Pangkur Paripurna laras pelog pathet nem). Sumangga, nuwun.

Badhe pambagyaharja
Para tamu kakung sumawana putri, panjenenganipun Bapa Y badhe marak ngabyantara sami, saperlu ngatruraken pambagyaharja, miwah wudharing gantha, lekas wekasing sedya, wigatosing gati. Inggih kabekta saking raos bombong miwah mongkoging manah, karana karoban ing sih sedaya ingkang sampun kepareng hanjenengi, saengga boten kuwawi matur piyambak, jrih menawi boten saged kawiyos ing lathi, namung kandheg wonten ing jangga, mila lajeng hanyaraya dhumateng panjenenganipun Bapa D. Ing salajengipun dhumateng para2 ingkang piniji, sasana saha swasana kawula sumanggakaken. Sumangga, nuwun.

Bakdha pambagyaharja
Satuhu tatas titis terang gamblang wijang wijiling pangandika, kaduk ruruh hangarah prana panjenenganipun Bapa D anggenipun ngaturaken pambagyaharja miwah wosing gati sampun paripurna. Ing salajengipun, keparenga para tamu pinarak ing palenggahan kanthi mardu-mardikaning penggalih sinambi nglaras rarasing gendhing2 saking pita swara ngantos dumugi parpurnaning panghargyan. Sumangga, nuwun.

Badhe kirab kanarendran
Sanggya para tamu, keparenging sedya temanten sarimbit badhe jengkar saking sasana wiwaha, arsa kinirapaken wonten ngarsaning para tamu, tumunten manjing ing sasana busana, saperlu rucat busana kanarendran, santun busana ksatriyan. Tataning kirab sinanggit ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Kados2 sampun samekta ing gati para paraga ingkang badhe njengkaraken putra temanten, menggah kaleksananing sedya kawula sumanggakaken dhumateng para2 ingkang piniji. Jengkaring Sang Suba Manggala, lamun cinandra kawistara piyaking ngarsa tangkep ing wuri Gendhing Ayak-ayakan laras pelog pathet barang [binarung ungeling Sekar Pangkur Gedhong Kuning laras pelog pathet barang]. Wondene jengkaring temanten sarimbit saking sasana wiwaha tumuju sasana busana binarung ungeling Ketawang Langengita Sri Narendra laras pelog pathet barang. Sumangga nuwun.

Badhe kirab kasatriyan
Para tamu kakung sumawana putri ingkang winantu sagunging pakurmatan, kados2 putra temanten anggenipun ngrasuk busana kasatriyan sampun paripurna, keparenging sedya badhe humarak sowan malih ngabyantara para tamu, saperlu nyenyadhang pudyastawa mrih widadaning bebrayan. Kirabing putra temanten ngrasuk busana kasatriyan kabiwadha ungeling Ketawang Subakastawa laras slendro pathet sanga. Sumangga nuwun.
Badhe selingan beksan
Para rawuh saha para lenggah, kinarya hamiyak sepining swasana miwah hanglelipur tyas, badhe kaaturaken pasugatan lelangen beksan ……………………… ingkang badhe kaaturaken dening Rara …….. cs. Dhumateng para lebda ing budaya ingkang tinanggenah ngayahi gati, wekdal saha papan kasumanggakaken. Sumangga nuwun.

Sasampunipun selingan beksan
Satuhu edi endah, babaring budaya ingkang winahya ing salebeting beksan ……………., mugi2 handayani dhumateng temanten sarimbit. Rinten dalu, enjing-sonten, among tansah runtung2, bebasan keket raket renggang gula kemepyur pulut. Runtung2 rerentengan pindha mimi lan mintuna.

Badhe selingan gendhing
Para rawuh saha para lenggah, kinarya hangrantu laksitaning tata adicara salajengipun, kasuwun panjenenganipun para tamu lelenggahan kanthi mirunggan, sinambi nglaras rarasing gendhing2 ingkang badhe kaaturaken dening Paguyuban Karawitan Pranatalaras, ingkang dipun sesepuhi panjenenganipun Bapa Tjahjana. Dhumateng para wirapradangga, keparenga ngaturaken gendhing2 ingkang jumbuh kaliyan swasana pahargyan ing hari/ratri kalenggahan punika.

Sasampunipun selingan gendhing
Satuhu edi endah, babaring budaya ingkang winahya ing salebeting gendhing2 [dening] …….……………., mugi2 handayani dhumateng para tamu ingkang katemben wawan pangandikan, langkung2 dhumateng BI Y sakulawangsa anggenipun hanetepi darmaning sepuh hangrakit sekar cepaka mulya hamiwaha putra mahargya siwi.

Badhe waosan donga
Sanggya para tamu, ngancik adicara salajengipun nun inggih waosan donga dening tetuwangga ingkang piniji. Atur donga konjuk dhumateng Gusti, mugi-mugi panjenenganipun BI Y anggenipun hanetepi darmaning sepuh, hamiwaha putra mahargya siwi, tansah winantu ing suka basuki. Semanten ugi temanten sarimbit anggenipun badhe lelumban wonten madyaning bebrayan agung, tansah atut runtut dumugi kaken2 lan ninen2 bagya mulya ingkang sinedya rahayu ingkang tinemu basuki ingkang kahesti gagah ingkang jinangkah. Wondene ingkang piniji kepareng badhe ngaturaken donga panjenenganipun B/I ………., ingkang punika sasana saha swasana kawula sumanggakaken. Sumangga nuwun.

Sasampunipun waosan donga
Sanadyan wus paripurna atur donga dening tetuwangga ingkang piniji, parandene maksih kapireng suwantenipun lamat2 dumeling ing akasa, sumusup hima himantaka, saya ndedel nggayuh wiyati, satemah maweh prabawa hanelahi. Mratandani katarima pamintane mring Gusti, mbabar wahyu kanugrahan suci, tumanduk panjenenganipun ingkang hamengku gati, ingkang katemben hamiwaha putra mahargya siwi, mugi tetep winengku ing suka basuki, lestari salami-lami, tur kathah rejeki, lumintu dhumateng para tamu kakung-putri. Sanadyan namung reroncening purwakanthi, mugi anthuk berkahing Gusti, numusi dhumateng panjenengan lan kula sami ingkang hanjenengi pawiwahan mriki.

Badhe paripurnaning gati
Wahyaning mangsakala wus ndungkap paripurnaning adicara, jumbuh kaliyan urut reroncening adicara: purwa, madya, wasana sampun kalampahan kaleksanakaken dening para kulawangsa, kanthi wilujeng kalis ing rubeda nir ing sambekala. Minangka pratandha paripurnaning adicara, kasuwun panjenenganipun BI Y, keparenga hanjengkaraken putra temanten sarimbit tumuju wiwaraning wisma pawiwahan, saperlu hanguntapaken konduring para tamu saha nyuwun tambahing berkah pangestu. Kanthi mekaten pratandha pawiwahan prasaja ing hari/ratri kalenggahan punika sampun paripurna, sinartan sesanti jaya2 wijayanti, mugi rahayuha ingkang samya ginayuh. Jengkaring putra temanten sarimbit binarung ungeling Ladrang Gleyong laras pelog pathet nem. Sumangga nuwun.

Panutup panatacara
Sampun paripurna pahargyan prasaja ing hari/ratri kalenggahan punika, lumantar pangendhaliwara sepindah malih panjenenganipun BI Y ngaturaken gunging panuwun saha hambok bilih anggenipun hanampi menggah karawuhan panjenengan sami, wonten kuciwaning bojakrami, wonten aruh ingkang kirang wanuh, wonten lungguh ingkang kirang mungguh, wonten suguh ingkang kirang lawuh, mawantu-wantu ingkang hamengku gati nyuwun lumunturing sih samodra pangaksami. Semanten ugi, kawula minangka pangendaliwara, hambok bilih wonten gunyak-gunyuking wicara miwah kiranging subasita ingkang singular ing reh tata krama, jenang sela wader pari sesonderan, apuranta menawi lepat atur kawula. Sepindah malih: tahu kecap Purwasari menawi wonten keladuking patrap lan pangucap nyuwun pangaksami. Nuwun, matur nuwun.

Read More...